MELBOURNE, KOMPAS.TV - Polisi Australia mengenakan denda pada Wakil Perdana Menteri Barnaby Joyce karena tak mengenakan masker saat mengisi bensin di SPBU kota Armidale, negara bagian New South Wales.
Joyce mesti membayar denda 200 dolar Australia usai dilaporkan oleh masyarakat karena melanggar protokol kesehatan Covid-19.
Ia secara blak-blakan membanarkan kejadian itu dalam sebuah wawancara dengan News Corp Sky News pada hari Senin.
Baca Juga: Mengapa Perlu Pakai Masker Dobel? Ini Penjelasan dan Cara Pakai yang Benar
Politisi Partai Nasional Australia itu membeberkan bahwa dirinya sedang dalam perjalanan ke bandara dan teringat belum membeli bahan bakar.
“Karena saya tidak memakai masker, saya harus mengeluarkan biaya A$200 (sekitar Rp2,1 juta)" katanya kepada penyiar, menurut laporan di surat kabar News Corp.
Wakil Komisioner Kepolisian New South Wales Gary Worboys membenarkan kabar soal hukuman denda pada Wakil Perdana Menteri Australia itu.
Worboys menyebut, Joyce telah meminta maaf dan kooperatif dengan tindakan tegas kepolisian.
“Polisi bersiaga 24 jam di seluruh negara bagian dan akan mengambil tindakan, tentu saja insiden di Armidale adalah bukti nyata bahwa polisi akan menyelidiki dan menindak,” ujar Worboys, dilansir dari The Guardian.
Bukan kali ini saja Barnaby Joyce terlibat dalam hal kontroversial. Sebelumnya, ia pernah mengeluarkan pernyataan menyindir penduduk kota Melbourne.
Saat itu, Joyce sedang membicarakan kebijakan untuk menyelesaikan pandemi Covid-19 dengan nol kasus.
“Itu seperti berkata aku ingin nol kasus Flu. Itu tidak mungkin,” kata Joyce dalam wawancara dengan Tabloid Minggu News Corp.
Baca Juga: Perpanjang Lockdown, Malaysia Gelontorkan Bantuan Rp542 T untuk Rakyatnya
Ia pun menyatakan keengganannya untuk menutup pintu masuk ke Australia dan universitas.
“Kamu harus belajar bagaimana caranya hidup dengan ini (Covid-19). Bagaimana mengelolanya. Apa yang terjadi tahun depan kita butuh universitas dibuka kembali, apa kamu menutupnya semua?” ujar Joyce sambil memaki.
Lalu, Joyce menyindir penduduk Melbourne soal kebijakan pandemi Covid-19 itu. Ia membandingkan Melbourne dengan wilayah pedesaan.
Menurutnya, wilayah pedesaan di Australia menyumbang lebih banyak daripada Melbourne untuk pendapatan negara, salah satunya ekspor batu bara dan daging sapi.
“Tapi kita lihat Melbourne dan bisa bilang kamu hampir dapat mencium bau daging terbakar di sini,” ucapnya.
Pernyataan Joyce itu mendapat hujatan dari banyak pihak. Politisi partai buruh, Andrew Giles mengatakan, ucapan Joyce itu menciptakan polarisasi.
“Pernyataan itu menjijikkan, memecah belah, dan tidak pantas untuk pejabat wakil perdana menteri, bahkan tidak pantas untuk seluruh pejabat publik,” tegas Giles.
Baca Juga: Uji Klinis Awal Tunjukkan Vaksin CoronaVac dari Sinovac Aman Bagi Anak-Anak Usia 3 - 17 Tahun
Barnaby Joyce adalah Wakil Perdana Menteri Australia yang baru kembali menjabat. Sebelumnya, Joyce mengundurkan diri pada 2018 karena tuduhan pelecehan seksual.
Namun, minggu lalu ia naik kembali ke jabatan wakil perdana menteri usai mengalahkan mantan pemimpin Partai National Australia, Michael McCormack.
Karena Perdana Menteri Australia, Scott Morrison, sedang menjalani karantina mandiri, Joyce berperan menggantikannya di pertemuan DPR.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.