JENEWA, KOMPAS.TV - Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa Covid-19 varian Delta telah menyebar ke seluruh penjuru di dunia.
Berdasarkan laporan peningkatan kasus varian Delta di berbagai negara, Kepala Bidang Penelitian WHO, Soumya Swaminathan menyebut mutasi virus Corona tersebut sudah masuk ke berbagai negara seperti Inggris, Jerman, dan Rusia.
"Varian Delta (sedang) dalam proses menjadi varian yang dominan di level global, karena mudah menyebar," ujar Swaminathan dalam pernyataan resminya, Jumat (18/6/2021).
Baca Juga: Varian Delta Telah Menyebar ke Lebih dari 80 Negara, WHO Selidiki Varian Delta Plus dan Lambda
Hal senada juga dilontarkan Kepala Program Gawat Darurat WHO, Mike Ryan, yang menilai meningkatnya tren varian Delta sudah masuk pada tingkat mengkhawatirkan.
Meski begitu, Ryan juga melihat hal tersebut sebagai realita bahwa apa yang dihadapi dunia saat ini bukan hanya satu atau dua varian Covid-19, namun lebih.
"Realita yang harus kita hadapi adalah era multi-varian dengan kemampuan penyebaran yang meningkat, dan kita masih meninggalkan sejumlah kelompok penduduk tanpa vaksin Covid-19," jelas Ryan.
Seperti kondisi negara-negara di Benua Afrika, yang membuat Ryan sangat khawatir, lantaran jumlah vaksinasi di sana tidak sebanding dengan laju pertumbuhan kasus Covid-19 yang bahkan mencapai dua kali lipat.
Baca Juga: WHO Sebut 47 Negara di Afrika Terancam Gagal Penuhi Target Vaksinasi Covid-19
Adapun tren kenaikan jumlah kasus Covid-19 di Afrika, beberapa di antaranya terjadi di Namibia, Sierra Leone, Liberia, dan Rwanda.
Perlu dicatat, Covid-19 varian Delta pertama kali ditemukan di India pada Oktober 2020, ketika kasus di India membengkak dan menaruhnya di posisi kedua negara paling terdampak virus Corona.
Selain varian Delta, WHO memastikan pula tiga varian virus corona yang lain yang perlu diwaspadai, yakni varian Alpha, Beta, dan Gamma.
Baca Juga: Ini Penjelasan WHO soal Vaksin Sinovac Buatan China Aman Digunakan
Varian Alpha terdeteksi di Inggris pada September 2020, varian Beta terdeteksi di Afrika Selatan pada Mei 2020, sementara varian Gamma terdeteksi di Brasil pada November 2020.
Perusahaan farmasi asal Jerman, CureVac, yang vaksin produksinya gagal lolos uji klinis WHO juga menyampaikan hal serupa.
Dalam laporannya, CureVac menyebutkan bahwa kurang lebih ada 13 varian Covid-19 yang ditemukannya selama melakukan penelitian, dengan varian Delta sebagai yang paling mudah menyebar.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.