WASHINGTON, KOMPAS.TV – National Geographic mengakui Samudra Selatan sebagai samudra ke-5 Bumi bertepatan pada perayaan hari samudra sedunia pada 8 Juni 2021 lalu.
Meskipun penyebutan perairan di sekitar Antarktika sebagai samudra terpisah ini sebenarnya telah digaungkan selama hampir 100 tahun dan banyak digunakan oleh para ilmuwan, hingga kini, penyebutan Samudra Selatan belum populer.
Melansir LiveScience pada Senin (14/6/2021), keputusan National Geographic Society itu membuat Bumi kini memiliki 5 samudra dari 4 samudra sebelumnya yang telah diakui dunia, yakni Samudra Atlantik, Pasifik, Hindia, dan Arktik.
“(Keberadaan) Samudra Selatan telah lama diakui oleh para ilmuwan, namun karena tidak pernah ada kesepakatan internasional, kami tak pernah secara resmi mengakuinya,” tutur ahli geografi National Geographic Alex Tait seperti dikutip dari laman majalah itu.
Baca Juga: Studi: Lautan Dunia Terus Menghangat, Meski Emisi Karbon Berkurang
Penamaan perairan dunia tunduk pada peraturan Organisasi Hidrografi Internasional (IHO), organisasi lintas negara yang bekerja untuk memastikan seluruh lautan, samudra dan perairan yang dapat dilayari, disurvei dan dipetakan.
Didirikan pada tahun 1921, IHO mengoordinasikan segala aktivitas kantor hidrografi nasional dan mempromosikan keseragaman dalam bagan dan dokumen bahari.
IHO pun telah mengakui Samudra Selatan sebagai perairan berbeda yang mengelilingi benua es selatan Antarktika pada tahun 1937, namun mencabutnya kembali pada tahun 1953.
Menurut National Geographic, para ahli geografi telah memperdebatkan apakah perairan di sekitar Antarktika memiliki karakteristik unik yang cukup untuk mendapatkan nama mereka sendiri.
Mereka yang akrab dengan Samudra Selatan, badan air yang mengelilingi benua Antarktika itu, tahu bahwa perairan tersebut tidak seperti yang lain.
Baca Juga: Paul Robinson, Pelari Tercepat di Dua Kutub
“Siapa pun yang pernah ke sana akan berusaha keras untuk menjelaskan apa yang begitu memesona tentang perairan itu, tetapi mereka semua akan setuju bahwa gletser di sana lebih biru, udaranya lebih dingin, pegunungannya lebih menakutkan, dan pemandangannya lebih menawan daripada tempat lain yang bisa Anda kunjungi,” kata Seth Sykora-Bodie, seorang ilmuwan kelautan di National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) dan Explorer di National Geographic.
Sebelum menetapkan Samudra Selatan ini sebagai samudra baru, selama bertahun-tahun para ahli pemetaan dan komite kebijakan pemetaan National Geographic Society telah mempertimbangkan kemungkinan perubahan tersebut.
Mereka mengamati bahwa ada semakin banyak para ilmuwan dan pers yang menggunakan istilah Samudra Selatan, dan hal ini menjadi petimbangan juga untuk membuat perubahan pada peta samudra di dunia.
Perubahan tersebut, menurut Alex Tait, sejalan dengan inisiatif National Geographic Society untuk melestarikan lautan dunia.
“Kami sudah selalu melabelinya, tetapi kami memberi label sedikit berbeda (dari samudra yang lain),” kata Tait.
“Perubahan ini memasuki langkah terakhir dan menyatakan bahwa kami ingin mengakuinya karena perbedaan ekologisnya," sambungnya.
Baca Juga: Pandemi Covid-19 Mencapai Antartika, Benua Terakhir yang Selama Ini Belum Tersentuh
National Geographic menyatakan, Samudra Selatan merupakan satu-satunya samudra yang menyentuh tiga samudra lainnya, dan yang sepenuhnya mengelilingi sebuah benua ketimbang dikelilingi oleh benua.
Empat wilayah samudra yang lain ditentukan oleh benua yang memagari mereka. Namun, wilayah Samudra Selatan ini ditentukan oleh arusnya.
Para ilmuwan memperkirakan bahwa Arus Lingkar Antarktika (ACC) terbentuk sekitar 34 juta tahun yang lalu. ACC mengalir dari barat ke timur di sekitar Antarktika, dalam kapasitas fluktuasi luas yang secara kasar berpusat di sekitar garis lintang 60 derajat selatan.
Ini adalah garis yang sekarang ditetapkan sebagai batas utara Samudra Selatan. Air di dalam ACC lebih dingin dan sedikit kurang asin daripada air laut di utara.
Selain arusnya membantu menjaga Antarktika tetap dingin, Samudra Selatan selama ini juga berbeda secara ekologis. Ribuan spesies hidup di sana dan tidak ada di tempat lain.
Baca Juga: Mengapa Suhu di Antartika Sangat Dingin? Ini Alasannya...
Samudra Selatan mencakup ekosistem laut yang unik dan rapuh yang merupakan rumah bagi kehidupan laut yang menakjubkan seperti paus, penguin, dan anjing laut.
Keputusan National Geographic ini akan memiliki dampak terbesar di bidang pendidikan.
“Murid-murid mempelajari informasi tentang dunia samudra melalui kategori samudra yang dipelajari. Jika Samudra Selatan tidak dimasukkan, maka mereka tak akan mempelajari perairan itu secara spesifik dan seberapa penting Samudra Selatan,” pungkasnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.