JENEWA, KOMPAS.TV – Organisasi Kesehatan Dunia WHO telah menyetujui vaksin Covid-19 Sinovac untuk penggunaan darurat. Sinovac menjadi vaksin China kedua yang telah menerima lampu hijau dari WHO.
WHO juga telah menandatangani CoronaVac, vaksin dua dosis yang dikembangkan oleh perusahaan yang berbasis di Beijing, China, yang sudah digunakan di sejumlah negara di dunia.
“Dengan senang saya umumkan bahwa vaksin Sinovac – CoronaVac telah mendapat persetujuan penggunaan darurat dari WHO setelah terbukti aman, efektif, dan berkualitas,” tutur Ketua WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam konferensi pers pada Selasa (2/6/2021) seperti dilansir dari The Guardian.
“Persyaratan penyimpanan yang mudah yang telah dipenuhi oleh vaksin CoronaVac membuatnya sangat sesuai bagi pengaturan bersumber daya rendah,” imbuhnya.
“Sekarang sangat penting untuk memberikan alat penyelamat jiwa ini pada orang-orang yang membutuhkannya dengan cepat,” sambungnya.
Baca Juga: Menkes Budi Gunadi: Validasi Sinovac dari WHO Bukti Pemerintah Sediakan Vaksin Terbaik
WHO menyatakan, daftar penggunaan darurat (EUL) vaksin ini memberikan negara, penyandang dana, lembaga pengadaan dan komunitas, jaminan bahwa vaksin telah memenuhi standar internasional.
Bulan lalu, vaksin Sinopharm menjadi vaksin China pertama yang disetujui oleh WHO.
WHO juga telah memberikan status EUL bagi sejumlah vaksin besutan Pfizer/BioNTech, Moderna, Johnson & Johnson, dan AstraZeneca yang diproduksi di India, Korea Selatan, dan Uni Eropa.
Baca Juga: Vaksin Sinovac dan Sinopharm Diakui WHO, Erick Thohir: Bukan Kaleng-Kaleng
Daftar WHO ini membuka jalan bagi negara-negara di seluruh dunia untuk menyetujui dan mengimpor vaksin untuk didistribusikan dengan cepat, terutama bagi negara-negara yang tidak memiliki regulator berstandar internasional.
Daftar EUL itu juga membuka pintu bagi vaksin-vaksin itu untuk masuk ke program berbagi vaksin global Covax yang bertujuan menyediakan akses yang adil bagi seluruh dunia, terutama di negara-negara miskin.
Kini, vaksin AstraZeneca dan Pfizer tengah mengalir dalam skema Covax.
Baca Juga: 27 Orang Meninggal Pasca Divaksin Sinovac, Jubir Satgas : Bukan Karena Vaksinasi, Ini Penyebabnya!
“Dunia sangat membutuhkan beragam vaksin Covid-19 untuk mengatasi kesenjangan akses yang sangat besar di seluruh dunia,” ujar Mariangela Simao, Asisten Direktur Jenderal WHO untuk akses produk-produk kesehatan.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.