Kompas TV internasional kompas dunia

Izin Vaksin Covid-19 untuk Hewan Produksi Rusia Sudah Keluar, Seekor Kucing Jadi Pasien Pertama

Kompas.tv - 16 Mei 2021, 20:53 WIB
izin-vaksin-covid-19-untuk-hewan-produksi-rusia-sudah-keluar-seekor-kucing-jadi-pasien-pertama
Ilustrasi kucing dalam perawatan medis. (Sumber: AFP/ARIANA DREHSLER)
Penulis : Aryo Sumbogo | Editor : Hariyanto Kurniawan

Berbagai perusahaan itu berasal dari Jerman, Yunani, Polandia, Austria, Kazakhstan, Tajikistan, Malaysia, Thailand, Korea Selatan, Lebanon, Iran, dan Argentina.

Baca Juga: 'Turis Vaksin' dari Amerika Latin Banjiri AS, Rela Bayar Tiket Pesawat Mahal Demi Vaksinasi

Sebelumnya, uji klinis vaksin Carnivac-Cov telah dilakukan pada Oktober 2020, dengan melibatkan anjing, kucing, cerpelai, rubah, dan hewan lainnya.

Berdasarkan hasil uji coba tersebut, Wakil Kepala Rosselkhoznadzor, Konstantin Savenkov menyimpulkan bahwa vaksin ini aman.

"Vaksin itu aman dan sangat imunogenik karena semua hewan yang divaksinasi mengembangkan antibodi terhadap virus corona," kata Konstantin dalam pernyataan resmi.

Baca Juga: Berani Vaksinasi Covid-19 di Istana Drakula, Pengunjung Akan Dapat Tur Gratis Ruang Penyiksaan

Selama kurang lebih enam bulan, sejak Oktober 2020, hewan-hewan yang terlibat dalam uji klinis tersebut menunjukkan respons kekebalan yang baik.

"Penggunaan vaksin (Carnivac-Cov), menurut peneliti Rusia, dapat mencegah perkembangan mutasi virus, yang paling sering terjadi selama penularan antarspesies," kata Savenkov.

Seperti kekhawatiran Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang memperingatkan hewan dapat menjadi pembawa virus dan bahkan menularkan virus corona kepada manusia.

Baca Juga: Uni Eropa Pastikan Pembelian Tambahan 1,8 Miliar Dosis Vaksin Covid-19 Buatan Pfizer dan BioNTech

Tahun lalu saja, sedikitnya 17 juta cerpelai di Denmark harus dimusnahkan, karena terinfeksi virus corona.

Penasihat Kepala Rosselkhoznadzor Yulia Melano pun menyatakan kehadiran vaksin Carnivac-Cov mampu mencegah terjadinya infeksi semacam itu.

"Vaksin ini dikembangkan sebagai langkah pencegahan terhadap kemungkinan situasi buruk di masa mendatang. Seperti mutasi yang dapat berpindah dari satu jenis hewan ke hewan lain," kata Melano.

"Perlu diingat bahwa setiap langkah pencegahan penularan penyakit pada hewan, juga mencegah orang-orang jatuh sakit. Karena 70 persen penyakit manusia berasal dari hewan," imbuhnya.




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x