Di tengah tekanan dunia Barat, bagaimanapun, ASEAN telah berjuang untuk mengambil posisi yang lebih kuat dalam berbagai masalah tetapi tetap menggunakan pendekatan nonkonfrontatif.
Salah seorang diplomat ASEAN menyebut, semua negara anggota ASEAN setuju untuk bertemu Min Aung Hlaing, tetapi tidak akan memanggilnya sebagai kepala negara Myanmar dalam pertemuan KTT itu.
Para kritikus mengatakan keputusan ASEAN untuk bertemu dengan Min Aung Hlaing tidak dapat diterima dan sama dengan melegitimasi penggulingan dan tindakan keras mematikan yang mengikuti kudeta militer.
Penembakan dan pembunuhan setiap hari oleh polisi dan tentara telah menewaskan lebih dari 700 pengunjuk rasa, menurut beberapa penghitungan independen.
Amnesty International mendesak Indonesia dan negara-negara ASEAN lainnya untuk menyelidiki Min Aung Hlaing dengan tuduhan bertanggung jawab terhadap kejahatan kemanusiaan di Myanmar.
Baca Juga: Polda Metro Jaya Siapkan 4.382 Personel untuk Amankan KTT ASEAN
Selain itu, sebagai negara yang berada dalam konvensi PBB melawan penyiksaan, Indonesia juga memiliki kewajiban hukum untuk menuntut atau mengekstradisi tersangka pelaku di wilayahnya.
“Krisis Myanmar yang dipicu oleh militer memberi ASEAN ujian terbesar dalam sejarahnya,” kata Emerlynne Gil dari kelompok hak asasi yang berbasis di London.
"Ini bukan masalah internal Myanmar, tetapi masalah hak asasi manusia dan kemanusiaan yang besar yang berdampak pada seluruh wilayah dan sekitarnya."
Sementara, polisi membubarkan puluhan pengunjuk rasa yang menentang kudeta dan kunjungan pemimpin junta itu.
Lebih dari 4.300 polisi telah menyebar ke seluruh Jakarta, tuan rumah KTT Darurat ASEAN, yang diadakan di bawah pengamanan ketat di tengah pandemi.
Indonesia sendiri memiliki jumlah pasien yang terinfeksi dan kematian karena Covid-19 tertinggi di Asia Tenggara.
Baca Juga: Menlu Retno Marsudi Tegaskan Sikap Indonesia Terhadap Kondisi Myanmar
Para pemimpin Thailand dan Filipina tidak menghadiri KTT Darurat ASEAN untuk menangani wabah Covid-19 di negara mereka.
Laos, yang memiliki jumlah infeksi paling sedikit di kawasan itu tetapi pekan ini memberlakukan karantina wilayah secara ketat, juga memastikan batal menghadirkan pemimpin mereka pada menit-menit terakhir.
KTT para pemimpin ASEAN secara tatap muka ini adalah yang pertama oleh para pemimpin ASEAN dalam lebih dari setahun.
ASEAN memiliki kebijakan dasar untuk tidak mencampuri urusan dalam negeri satu sama lain dan memutuskan segala sesuatu melalui konsensus. Kebijakan ini telah melumpuhkan kemampuan blok tersebut untuk menangani krisis dengan cepat.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.