RAMALLAH, KOMPAS.TV – Umat muslim di Ramallah bersiap menyambut bulan puasa Ramadhan, dengan memenuhi pasar di tengah pandemi Covid-19 dan perekonomian yang sulit.
Meski demikian, para pedagang mengatakan bisnis mereka terpuruk akibat dampak virus corona dan daya beli masyarakat masih rendah.
"Ramadan datang tahun lalu dalam keadaan sulit, dan tahun ini kondisi yang dilalui orang semakin sulit", kata penjual sayur Yousef Jabareen, seperti dikutip dari The Associated Press.
Baca Juga: Negara-negara Arab Belum Beri Bantuan Keuangan Bagi Palestina Selama Satu Tahun Lebih
“Secara umum, situasi ekonomi di negara ini sangat buruk, bukan hanya saya yang mengatakan itu tetapi 90% masyarakat tidak memiliki cukup uang untuk hidup. Selama lebih dari setahun sekarang kami telah menutup toko pada hari Jumat dan Sabtu, dan ini memengaruhi kami secara ekonomi," ujar Anas Abu Khadejah yang merupakan pemilik toko jus.
Orang Palestina, seperti Muslim di negara lain, terbiasa menumpuk makanan sebagai persiapan menjelang Ramadhan.
Mereka membeli berbagai jenis sayuran, daging, buah-buahan dan jus, untuk menyiapkan makanan berbuka puasa.
Baca Juga: Presiden Palestina Mahmoud Abbas Diterbangkan ke Rumah Sakit di Jerman Untuk Periksakan Kesehatan
Namun demikian, pandemi di Palestina sebenarnya masih jauh dari selesai.
Tepi Barat bahkan telah diisolasi penuh selama akhir pekan lalu.
Semua bisnis non-esensial juga tutup mulai jam 7 malam hingga jam 6 pagi setiap hari.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.