Menurut BBC, banyaknya korban pada hari Sabtu itu tampaknya disebabkan oleh pasukan yanG menembak siapa pun yang mereka lihat jalan-jalan.
Mereka juga menembaki bangunan tempat tinggal, melakukan penggerebekan, serta penangkapan malam hari.
Di antara para korban hari itu adalah seorang warga Mandalay berusia 40 tahun. Dia ditembak dan dibakar hidup-hidup oleh pasukan, menurut Myanmar Now.
Pembunuhan berlanjut hingga Minggu (28/3/2021). Pasukan keamanan dilaporkan melepaskan tembakan ke pemakaman seorang siswa berusia 20 tahun di kota Bago, menurut Reuters.
Kejadian berdarah pada Sabtu itu membuat 12 negara melalui menteri pertahanan membuat pernyataan bersama yang langka terjadi.
Baca Juga: Panglima Militer 12 Negara Kutuk Jalan Kekerasan yang Diambil Militer Myanmar
Negara-negara tersebut adalah Amerika Serikat (AS), Inggris, Jepang, Australia, Kanada, Denmark, Jerman, Yunani, Italia, Selandia Baru, dan Korea Selatan.
"Seorang militer profesional mengikuti standar perilaku internasional dan bertanggung jawab untuk melindungi, bukan merugikan, orang-orang yang dilayaninya," demikian pernyataan tersebut seperti dilansir BBC.
Presiden AS Joe Biden juga mengutuk berbagai pembunuhan yang dilakukan tersebut.
"Ini benar-benar memalukan dan berdasarkan laporan yang saya dapatkan, banyak orang telah terbunuh sama sekali tidak perlu," ujarnya melansir The Guardian pada Minggu (28/3/2021).
BBC melaorkan, saat ini Dewan Keamanan PMM belum bisa melakukan tindakan apapun karena China dan Rusia belum bergabung dengan kritik internasional atas kudeta tersebut.
Baca Juga: Pembantaian yang Dilakukan Junta Militer Myanmar Kian Masif, AS Mengutuk Keras
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.