LONDON, KOMPAS.TV - Charlie Hebdo kembali melakukan tindakan kontroversial dengan menampilkan karikatur Ratu Elizabeth yang menekan leher Meghan Markle.
Tak ayal, tabloid satir Prancis itu pun banjir kecaman dan banyak yang merasa apa yang dilakukannya menjijikan.
Karikatur tersebut mengingatkan publik akan kematian tragis George Floyd yang lehernya ditekan oleh polisi hingga tewas karena tak bisa bernapas.
Baca Juga: Di China, Wanita Ini Ikut Program Hamil, Eh Ternyata Terlahir sebagai Pria
Tabloid yang memang kontroversial itu juga menampilkan tajuk, “Kenapa Meghan Meninggalkan Buckingham..”.
Hal itu dijawab karikatur Meghan, yang terlihat tersiksa diinjak oleh Ratu Elizabeth.
“Karena saya tak bisa bernapas lagi,” ujarnya. Charlie Hebdo tampaknya melihat apa yang terjadi pada Meghan Markle dan keluarga kerajaan Inggris sama seperti tragedi Goerge Floyd.
Baca Juga: Pertama Kali Dilakukan pada 2007, Ternyata Ada Hari Tidur Sedunia, Apa Itu?
Hal itu terkait kasus rasisme yang kabarnya melanda Meghan Markle di Kerajaan Inggris, yang kemudian membuatnya dan Pangeran Harry keluar dari keluarga kerajaan.
Bahkan karena dirinya memiliki kulit berwarna, sang putra diyakini sulit untuk menjadi salah satu pewaris kerajaan.
Pembunuhan Floyd sendiri menjadi masalah rasisme karena dia berkulit hitam, dan terbunuh oleh polisi kulit putih.
Baca Juga: Demonstrasi Warnai Peringatan Setahun Kematian Breonna Taylor, Korban Penembakan Polisi
Tak ayal, kecaman dan kritikan pun mendera Charlie Hebdo karena karikatur yang mereka tampilkan di sampul.
“Tanggapan yang buruk dan tidak dipahami dari #CharlieHebdo yang jika ada selalu mengobarkan masalah,” cuit Grup Kampanye Windrush Anchor di Twitter seperti dikutip dari Daily Star.
Baca Juga: Demonstrasi Warnai Peringatan Setahun Kematian Breonna Taylor, Korban Penembakan Polisi
“Label itu satir ini tidak memiliki tempat dalam perang melawan rasisme. Benar-benar mengerikan dan menyedihkan,” tambahnya.
Kelompok Pengacara untuk Keadilan Kulit Hitam dan Asia menyebut, sampul tabloid itu menjijikan, memalukan dan kelompok rasis yang fasis.
Mereka juga menuduh Charlie Hebdo mempermainkan kematian George Floyd demi keuntungan.
Baca Juga: Lelah Terus Ditolak, Pria Bertinggi 60 Cm Ini Minta Bantuan Polisi untuk Carikan Istri
Charlie Hebdo memang selalu menampilkan karikatur yang kontroversial, salah satunya karikatur Nabi Muhammad pada 2015 lalu.
Akibatnya ekstrimis Islam menyerbu gedung redaksi mereka di Paris dan membantai 12 pegawainya.
Saat kembali menayangkan karikatur tersebut pada 2020, sejumlah kekerasan terjadi di Prancis dengan latar belakang hal itu.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.