DODOMA, KOMPAS.TV – Presiden Tanzania John Magufuli, keberadaannya kini menjadi misteri setelah terakhir muncul di depan publik pada 27 Februari.
Magufuli yang mengaku tak percaya Covid-19 ini terakhir terlihat saat menghadiri acara pengambilan sumpah menteri luar negeri di Dar Es Salaam.
Magufuli yang menjabat presiden Tanzania sejak 2015 itu memang jadi sorotan akibat sikapnya yang tidak mempercayai wabah Covid-19.
Baca Juga: Amerika Serikat Jatuhkan Sanksi Bagi Anggota Keluarga Pemimpin Militer Myanmar dan Perusahaannya
Meski begitu, Tanzania pada 16 Maret 2020 sebenarnya melaporkan adanya kasus persana Covid-19. Namun, Magufuli menganggapnya enteng.
Pada 22 Maret 2020, Presiden berusia 61 tahun itu memberikan pidato di Dodoma dan mengeklaim pandemi takkan bisa menyakiti Tanzania yang mayoritas beragama Kristen.
" Virus corona itu seperti Iblis, tidak akan bisa menembus tubuh (Yesus) Kristus. Dia akan terbakar seketika," klaimnya.
Baca Juga: Michelle Obama Tergila-Gila Merajut, Tapi Bukan Hubungan, Melainkan Sweater Mas Suami, Barack Obama
Lalu pada Juni 2020, Magufuli mengumumkan bahwa negara dengan populasi 60 juta itu sudah “bebas”dari wabah berkat doa yang dilakukan selama tiga hari.
Di kala negara-negara tetangga di Afrika memperketat perbatasan, dia menolak memberlakukan lockdown dan menyerukan bahwa para wisatawan dunia aman saat berkunjung ke negaranya.
Tak hanya itu, ketika alat tes Covid-19 mulai datang, magufuli dengan tegas menolak dan mengatakan alat itu adalah kegagalan.
Baca Juga: UNICEF: 12.000 Anak Suriah Terbunuh dan Terluka Selama 10 Tahun Perang
Dalam klaimnya, ia menyebut alat tes itu memberikan hasil positif untuk kambing serta buah pepaya.
Bahkan ia juga mengatakan, vaksin yang saat ini beredar di seluruh dunia tidak efektif. Ia merasa, jika vaksin tersebut efektif, seharusnya dunia juga membuat vaksin untuk HIV/AIDS.
Untuk melawan virus corona, John Magufuli meminta rakyatnya untuk menghirup uap dan makan kentang sebagai obat.
Tak lupa, ia juga menyarankan untuk terus berdoa kepada Tuhan, baik saat berobat maupun bekerja.
Baca Juga: Polisi yang Melarikan Diri dari Myanmar Mengaku Diperintahkan Untuk Tembak Demonstran Sampai Mati
Namun, sikap tidak percayanya terhadap Covid-19 itu mulai jadi bumerang untuk dirinya.
Pada 21 Februari 2021 lalu, Magufuli mengakui bahwa negaranya mulai kewalahan menangani penyebaran virus corona.
Pengakuannya terjadi setelah dua pejabat, Wakil Presiden Pertama Zanzibar Seif Sharif Hamad dan Kepala Sekretaris John Kijazi meninggal dunia bulan lalu.
Menghilangnya John Magufuli ini membuat politisi di Tanzania maupun negara tetangga seperti Kenya berasumsi bahwa Magufuli jatuh sakit.
Baca Juga: Selangkah Lagi Meksiko Sahkan Ganja Untuk Rekreasi, Keperluan Medis, dan Penelitian Ilmiah
Melansir Kompas.com dari harian Kenya The Nation melaporkan, Magufuli saat ini sedang menjalani perawaran di Nairobi.
Namun, laporan yang mengutip dari sumber pemerintah itu ditanggapi oleh jubir Magufuli yang mengatakan dia tak tahu di mana saat ini presiden berada.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.