WASHINGTON DC, KOMPAS.TV – Presiden Donald Trump mencatatkan sejarah sebagai presiden pertama Amerika Serikat yang dua kali dimakzulkan oleh DPR AS.
Trump bukanlah Presiden AS pertama yang pernah dimakzulkan. Dalam catatan, ada 3 presiden AS sebelumnya yang juga pernah mengalami hal yang sama.
Dilansir dari berbagai sumber, berikut daftarnya:
Andrew Johnson
Andrew Johnson merupakan Presiden Amerika Serikat ke-17 yang menjabat pada tahun 1865 hingga 1869. Johnson merupakan Wakil Presiden AS saat kasus pembunuhan Abraham Lincoln.
Sosok yang merupakan politikus dari Partai Demokrat ini mendapat perlawanan dari Partai Republik dalam pembuatan undang-undang untuk menghukum mantan pemimpin Konfederasi dan melindungi hak-hak budak.
Kongres kemudian mengesahkan Tenure of Office Act yang dibuat untuk membatasi secara ketat kemampuan presiden dalam memecat anggota kabinetnya tanpa persetujuan dari Senat.
Sebagai pembangkangan, Johnson menangguhkan anggota kabinet dan saingan politiknya, Edwin Stanton, saat Kongres sedang "istirahat".
Pencopotan Stanton mendorong Partai Republik bergegas untuk menyusun 11 pasal pemakzulan.
Setelah mengumpulkan suara dari kedua partai, pasal tersebut diajukan ke Senat dan pria yang tidak pernah mengenyam pendidikan formal itu pun disidang.
Hanya kurang satu suara untuk memakzulkan Johnson sebelum akhirnya ia dibebaskan. Menurut beberapa sumber, presiden ke-17 itu menangis mendengar berita itu dan bersumpah akan memulihkan reputasinya.
Namun, sumpahnya itu tidak terjadi karena ia akhirnya meninggalkan Gedung Putih.
Richard Nixon
Presiden ke-37 AS, Richard Nixon, yang menjabat dari tahun 1969 hingga 1974. Nixon merupakan politikus dari Partai Republik.
Pemakzulan Richard Nixon berangkat dari pembobolan markas besar Partai Demokrat pada 1972 di kompleks perkantoran Watergate di Washington DC.
Terjadi penyelidikan yang mengungkapkan bahwa pencuri telah dibayar dari dana kampanye pemilihan ulang Nixon dari Partai Republik.
Seketika itu, skandal Watergate menyebar jauh melampaui kejadian pembobolan hingga melibatkan pejabat tinggi Gedung Putih.
Komite Kehakiman DPR kemudian memberikan suara untuk meloloskan tiga pasal pemakzulan: menghalangi keadilan, penyalahgunaan kekuasaan, dan penghinaan terhadap Kongres.
Pasal itu kemudian di kirim ke DPR untuk pemungutan suara penuh. Tapi, pemungutan suara tidak pernah terjadi karena pada 8 Agustus 1974, Nixon mengundurkan diri.
Dia menjadi satu-satunya presiden AS dalam sejarah yang melakukan sikap tersebut.
Bill Clinton
Suami dari Hillary Rodham ini merupakan Presiden ke-42 AS yang menjabat dari tahun 1993 hingga 2001. Bill Clinton dimakzulkan saat periode kedua kepemimpinannya berjalan satu tahun, tepatnya pada 19 Desember 1998.
Dalam satu tahun menjabat, Clinton mendapati dirinya sedang diselidiki oleh jaksa khusus Departemen Kehakiman.
Di bawah penasihat khusus Kenneth Starr, ruang lingkup penyelidikan urusan real estate diperluas pada Januari 1998 hingga mencakup perselingkuhan presiden dengan mantan pegawai magang Gedung Putih, Monica Lewinsky.
Sebagai bagian dari gugatan terpisah terhadap presiden AS ke-42, Clinton ditanyai tentang hubungannya dengan Lewinsky.
Di bawah sumpah pada 17 Januari 1998, Clinton membantah memiliki hubungan dengan mantan ajudannya tersebut.
Pada 9 September 1998, Starr merilis laporannya ke Kongres. Publik juga segera bisa melihat laporan Starr setebal 445 halaman yang mencakup kesaksian cabul dari Lewinsky, yang telah membuat kesepakatan kekebalan dengan penasihat independen sebagai imbalan atas kerja samanya.
Laporan itu juga memasukkan 11 kemungkinan alasan untuk pemakzulan presiden dari Partai Demokrat ini.
Pada Desember 1998, DPR AS memilih mendakwa Clinton dengan 2 tuduhan: sumpah palsu dan menghalangi Kongres.
Namun, hasil sidang melansir bahwa Clinton dibebaskan oleh Senat dan ia menolak untuk mundur.
Pada Januari 2001, akhirnya Clinton meninggalkan jabatannya dengan peringkat persetujuan 65 persen, tertinggi dari semua pendahulunya dalam setengah abad.
Partainya Demokrat kehilangan kuasa di Gedung Putih ketika George W Bush dari Republik mengalahkan Al Gore, setelah penghitungan ulang di Florida.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.