ANKARA, KOMPAS.TV - Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan memutuskan menutup akun WhatsApp miliknya.
Menurut kantor media Kepresidenan Turki keputusan tersebut karena perubahan kebijakan privasi yang dibuat WhatsApp.
Para pengguna WhatsApp mengharuskan penggunanya untuk menyetujui perubahan kebijakan tersebut.
Baca Juga: Kesal, Arnold Schwarzenegger Samakan Penyerbuan Gedung Capitol dengan Ulah Nazi
Seperti dikutip Al-Jazeera, Erdogan menutup akun WhatsApp miliknya pada Minggu (10/1/2021).
Kantor Kepresidenan Turki juga mengatakan bakal memberikan wartawan kabar terbaru lewat BiP, unit yang dimiliki perusahaan komunikasi Turki, Turkcell.
Penggunaan BiP akan mulai dilakukan Senin (11/1/2021). Menurut media lokal Turki, BiP memiliki penambahan pengguna sebanyak 1,12 juta hanya selama 24 jam.
Baca Juga: Twitter Hapus Cuitan Kedutaan Besar China Mengenai Kebebasan untuk Wanita Uighur
Mereka pun menargetkan memiliki lebih dari 53 juta pengguna di seluruh dunia.
WhatsApp resmi memperbarui persayaratan kebijakan privasinya pada Kamis (7/1/2021).
Ada tiga poin persyaratan yang ditampilkan, salah satunya terkait keharusan data pengguna WhatsApp yang diteruskan ke Facebook.
Namun hal itu hanya terkait kontak dan data profil, tidak untuk konten pesan yang tetap dienkripsi.
Baca Juga: Kim Jong-Un Telah Memiliki Jabatan Baru, Apa Itu?
Facebook memang bertujuan memonetisasi WhatsApp dengan mengizinkan bisnis untuk menghubungi klien mereka melalui platform dan menjual produk mereka secara langsung.
WhatsApp memberikan waktu hingga 8 Februari bagi penggunanya untuk menentukan pilihan.
Masyarakat Turki sendiri keberatan dengan kebijakan batu tu dan menunjukkannya lewat Twitter dengan hashtag #DeletingWhatsApp.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.