Tujuan EASA melakukan sejauh itu, menurut Patrick, adalah untuk mencari apapun yang mungkin bisa menyebabkan kegagalan apapun (dalam penerbangan).
Agar bisa kembali terbang, pesawat yang ada saat ini harus dilengkapi software komputer baru dan modifikasi instrumentasi kokpit serta kabel pesawat.
Baca Juga: Lagi-lagi Insiden Menimpa Boeing 737 Max
Pilot ke depan harus menjalani pelatihan wajib, dan setiap pesawat harus menjalani uji terbang untuk memastikan seluruh perubahan telah dilaksanakan secara tepat.
Regulator penerbangan Amerika Serikat juga mewajibkan hal yang sama.
Hasilnya, tegas Patrick Ky, “Kami sangat yakin sekarang (Boeing 737 Max) itu adalah pesawat yang sangat aman,”
Banyak (pengujian) untuk sertifikasi keamanan Boeing 737 Max dikerjakan oleh FAA dan EASA menggunakan hasil kerja FAA berdasarkan kesepakatan internasional.
Namun saat FAA sekarang menghadapi bertiupnya angin kritisisme karena mengijinkan pesawat gagal untuk melayani penumpang, Patrick Ky mengatakan, pekerjaan akan dilakukan secara berbeda.
“Yang pasti ada pelajaran yang diambil dari situ, yang akan memicu tindakan baru dari sisi kami,” jelasnya
Baca Juga: Garuda Indonesia Batal Beli 49 Pesawat Boeing 737 Max 8
Persisnya, bila EASA bukan otoritas utama yang melaksanakan kerja tentang keselamatan, itu akan mengkaji keputusan orang lain dengan lebih teliti,”Kami akan melakukan kajian keamanan kami sendiri, yang akan jauh lebih komprehensif dari sebelumnya,” tuturnya.
Namun apakah regulator telah kehilangan kredibilitas dan kepercayaan public sejak kecelakaan tersebut?
“Saya harap tidak,” kata Ky, “Saya pikir kami telah meraih banyak kemajuan dalam mengukur apa yang salah dan apa yang bisa dibuat lebih baik,”
“Saya harap kepercayaan publik kepada kepada kami saat kami katakana, kami yakin pesawat itu aman untuk terbang,”
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.