XINJIANG, KOMPAS.TV - China dilaporkan telah merusak dan menghancurkan ribuan masjid di Xinjiang selama tiga tahun terakhir.
Penghancuran tersebut membuat jumlah masjid di sana menjadi yang paling sedikit sejak era Revolusi Kebudayaan.
Adalah pihak Institut Kebijakan Politik Australia (ASPI) yang mengeluarkan laporan tersebut.
Baca Juga: Covid-19 di AS Tembus 7 Juta Kasus Setelah Wabah di Midwest Merebak
Seperti dikutip The Guardian, ASPI mendapatkan data tersebut melalui gambaran satelit.
Selain itu, juga berdasarkan laporan di lapangan untuk memetakan bangunan kamp tahanan yang ekstensif dan berkelajutan serta perusakan situs budaya dan agama di wilayah barat laut.
APSI mengungkapkan Pemerintah China mengklaim ada lebih dari 24.000 masjid di Xinjiang dan berkomitmen untuk melindungi serta menghormati keyakinan agama.
Baca Juga: Pria Amerika Tewas Karena Terlalu Banyak Makan Permen
Namun, dari penemuan tersebut diperkirkan saat ini masjid yang berdiri kurang dari 15.000 bangunan. Selain itu lebih dari setengahnya mengalami kerusakan.
“Ini adalah angka terendah sejak revolusi kebudayaan, ketika hanya kurang dari 3.000 masjid yang bertahan,” bunyi laporan tersebut.
Selain masjid, sekitar 50 persen situs budaya yang dilindungi telah rusak atau hancur, termasuk Ordam Mazar, sebuah kota ziarah kuno yang berasal dari abad ke-10.
Menurut laporan itu, sejak 2017 diperkirakan 30 persen masjid telah dihancurkan dan 30 persen lainnya rusak termasuk penghapusan fitur arsitektur seperti menara atau kubah.
Baca Juga: Mengejutkan, Kim Jong-Un Minta Maaf Atas Penembakan Pejabat Korea Selatan
Sementara itu beberapa bagian diubah menjadi jalan dan tempat parkir mobil atau diubah untuk keperluan pertanian.
China sendiri mendapat tekanan dari dunia terkait masalah pelanggaran hak asasi manusia di Xinjiang
Tekanan represif dilakukan pemerintah China kepada jutaan muslim Uighur dan Turki di sana, meski yang bersangkutan membantah hal tersebut.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.