Sebaliknya, nantinya warga keturunan juga akan melaksanakan tradisi ngejot (berbagi) kepada warga atau tetangga yang beragama Hindu di sana.
Adapun jotan tersebut berupa makanan seperti kue, sayur, dan makanan khas Tionghoa lainnya.
Bahkan, sering mendengar perkataan warga di sana, “Kapan Galungan China?”, kata Julio.
Baca Juga: Saat Imlek Sering Ngemil Makanan Manis, Ini Tips Biar Tidak Berlebihan
Menurut Julio, yang didapatkan dari penuturan engkongnya, beberapa makanan maupun pernak-pernik Imlek memiliki makna dan arti yang mendalam.
Seperti Jeruk Mandarin merupakan simbol kekayaan dalam kepercayaan dan budaya Cina, karena terlihat seperti bola-bola emas.
Lalu mie panjang umur memiliki makna panjang umur bagi orang-orang Tionghoa.
Permen dan manisan itu bermakna sebagai harapan yang ingin dicapai tahun ini.
Kue keranjang harus selalu disusun bertingkat dan tinggi.
Baca Juga: Hotel Berkonsep Apartemen, Pilihan Favorit Untuk Staycation Di Bali
Ini memiliki makna peningkatan rejeki dan kemakmuran bagi orang-orang Tionghoa.
Kue ini juga dimakan sebelum makan nasi, sebagai penghargaan agar selalu beruntung dalam melakukan apapun.
Penjor tebu di pintu masuk memiliki makna keberuntungan dan simbol panjang umur, semakin banyak ruas tebunya semakin beruntung.
Baca Juga: Ini Dia 4 Poin Penting Pelaksanaan PPKM Mikro di Jawa dan Bali
Angpao memiliki makna hadiah bagi anak-anak karena umur mereka bertambah.
Sedangkan lampion bermakna sebagai simbol kebahagiaan seseorang.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.