BALI, KOMPAS.TV- Perayaan Tahun Baru Imlek di Indonesia rupanya sudah menjadi tradisi. Hampir di setiap daerah di Tanah Air ada tradisi ini.
Seperti di Bali yang ternyata ada perayaan Imlek. Galungan China namanya.
Pemangku di Griya Kongcho Dwipayana Tanah Kilap, Ida Bagus Adnyana mengatakan penyebutan Imlek sebagai Galungan China lantaran di Pulau Dewata memang terkenal dengan kearifan lokalnya.
"Ini wujud kearifan lokal di Bali yang artinya Chinese dan Bali itu menyatu seperti bersaudara," kata Adnyana seperti dilansir dari TribunBali.com.
Baca Juga: Fakta Perayaan Imlek di Indonesia dari Masa ke Masa, Sempat Dilarang saat Orde Baru
Dia menambahkan setiap Galungan China ini ada ciri khas yakni turun hujan sehingga dikatakan bahwa Bhatara China turun ke dunia.
Dalam kehidupan masyarakat Tionghoa, hujan diyakini sebagai lambang kesejahteraan.
“Hujan secara logika kan air yang membawa berkah yang jadi lambang kesejahteraan. Kalau sudah sejahtera pasti bahagia,” ungkap Adnyana.
Baca Juga: Perayaan Imlek ditiadakan, perajin kou coa tetap berkarya
Selain itu ada berbagai pernak pernik Imlek seperti tebu yang jadi simbol penuntun agar seseorang berjalan di jalan yang benar.
“Kalau angpao itu diberikan oleh yang lebih tua kepada yang muda. Ini sudah tradisi Chinese yang merupakan simbol suatu ikatan supaya tidak lupa berbakti pada orangtua,” paparnya.
I Made Julio Saputra, salah satu warga Bali yang merayakan Imlek mengungkapkan Imlek disebut Galungan China agar terdengar lebih akrab.
“Imlek di Bali juga sering disebut Galungan Cina. Mungkin biar lebih akrab, daripada kata Imlek yang sedikit asing di telinga kita,” sambung Julio.
Baca Juga: Kelenteng sepi jelang Imlek, jumlah umat dibatasi
Sebagaimana kebiasaan di desanya, yaitu Desa Baturiti, Tabanan, warga Hindu yang ada di sana akan membantu warga keturunan Tionghoa untuk mempersiapkan penyambutan Hari Raya Imlek.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.