Severity: Notice
Message: Undefined property: stdClass::$iframe
Filename: libraries/Article_lib.php
Line Number: 241
Backtrace:
File: /var/www/html/frontendv2/application/libraries/Article_lib.php
Line: 241
Function: _error_handler
File: /var/www/html/frontendv2/application/controllers/Read.php
Line: 85
Function: gen_content_article
File: /var/www/html/frontendv2/index.php
Line: 314
Function: require_once
JAKARTA, KOMPASTV - Autisme merupakan suatu kondisi gangguan neurobehavioral (syaraf dan perilaku) dengan karakteristik kesulitan komunikasi dan sosialisasi dengan orang lain.
Diagnosis dan terapi sejak dini terbukti membantu banyak penderita autisme untuk mencapai potensi maksimal mereka.
Langkah-langkah terapi yang dilakukan, biasanya harus dikonsultasikan kepada psikolog untuk mendapatkan treatment apa saja yang sesuai dengan kebutuhan anak.
Baca Juga: Cemas Virus Corona? Ada Layanan Gratis Konsultasi Psikologi Covid-19
Semasa pandemi corona, ketika pemerintah menerapkan WFH, belajar di rumah, hingga menjaga jarak aman, social distancing, tentu sekolah-sekolah bagi anak berkebutuhan khusus juga ikut libur.
Liburnya terapi yang tengah berjalan di sekolah-sekolah tersebut disebutnya memang menimbulkan kecemasan bagi orangtua. Apa yang bisa dilakukan selama anak berada di rumah aja? terapi apa yang bisa diberikan?
Melihat hal ini, Psikolog anak dan remaja Erna Marina angkat bicara.
"Memang kondisi ini akan sangat berdampak pada anak (berkebutuhan khusus) dengan kondisi berat, karena mereka biasanya terapi intensif di sekolah tersebut. Kebanyakan orangtua tidak mengerti bagaimana menghadapi anak jika sedang tantrum dan agresif jika dirumah," buka Erna saat dihubungi KompasTV, Minggu (26/4/2020).
Baca Juga: Kasus Remaja Bunuh Balita, Psikolog: Tinggal Pilih Mau Tegas atau Berempati
"Sebenarnya banyaknya waktu di rumha juga bisa dijadikan bonding antar orangtua dan anak. Konsistensi melatih anak harus tetap dijalankan. Misal di sekolah si anak memukul, mau anak itu 30 kali memukul, 30 kali juga anak itu diberitahu kalau memukul itu tidak boleh. Nah di rumah, ada orangtua yang tidak sabar, sehingga jika anak sedang tantrum, dia memukul atau menggigit, dibiarkan saja, karena orangtua takut si anak makin trauma, nah ini terkait konsistensi tadi," tukas Erna.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.