JAKARTA, KOMPAS.TV - Apa pun motif yang melatarbelakanginya, perang merupakan mimpi buruk bagi orang yang tak bersalah terutama anak-anak dan perempuan.
Kehidupan dan masa depan mereka dipaksa direnggut demi ambisi segelintir orang. Pembunuhan dan penyanderaan menjadi pemandangan yang lumrah di depan mata.
Hal itulah yang ingin digambarkan dalam film "Dirty Angels" garapan sutradara Martin Campbell.
Film ini mengisahkan sekelompok tentara perempuan Amerika Serikat di bawah pimpinan Jake (Eva Green) yang punya misi membebaskan para sandera, yang semuanya perempuan muda berusia sekolah menengah.
Mereka disandera oleh kelompok Taliban pimpinan Ameer (George Iskandar) yang terkenal kejam. Untuk melancarkan aksi tersebut, Jake dan kawan-kawan tidak mungkin datang sebagai prajurit. Mereka menyamar sebagai tenaga medis.
Bahkan, para prajurit yang diterjunkan sebelumnya tidak saling mengenal. Mereka sengaja tidak saling memperkenalkan nama, hanya dengan sebutan saja sesuai keahlian seperti "bom" untuk merujuk kepada pasukan yang ahli dalam merakit bom.
Baca Juga: Sederet Film Indonesia yang Tayang di Bioskop pada Januari 2025
Untuk melancarkan misi, mereka menjalin kontak dengan penduduk setempat yang bisa diajak bekerja sama bahkan tokoh-tokoh yang bisa memberikan informasi penting keberadaan sandera.
Tokoh utama Jake, sejak awal sudah tampil garang dan tangguh. Dia adalah tentara yang pernah berperang di Pakistan, yang nyaris tewas dalam tahanan kena hukuman rajam.
Saat menerima misi, Jake tak punya kesulitan berarti. Medan perang Pakistan yang bergunung dan tandus dan jalanan berdebu sudah dia akrabi.
Tidak ada hambatan dengan bahasa dan hotel tempat menginap yang ala kadarnya. Begitu pula dengan kontak penduduk lokal yang mudah dia dapatkan.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.