Jika aneurisma pada otak pecah, hal tersebut bisa menyebabkan hal yang lebih buruk, seperti kerusakan otak, stroke hemoragik, koma, dan kematian.
Ada 3 (tiga) jenis aneurisma otak yaitu : berry (sakular), fusiform, mikotik berry aneurisma adalah tipe yang paling umum dijumpai, lebih sering terjadi pada orang dewasa.
Ukurannya dapat berkisar dari beberapa milimeter hingga lebih dari 2 (dua) sentimeter. Riwayat keluarga dapat meningkatkan risiko terjadinya aneurisma.
Kondisi yang mencederai atau melemahkan dinding pembuluh darah, termasuk arteriosklerosis, trauma atau infeksi, juga dapat menyebabkan aneurisma otak. Faktor risiko lainnya termasuk penyakit ginjal polikistik, penyempitan aorta dan endokarditis.
Baca Juga: Tarif PPN Naik 12 Persen, PLN Beri Diskon 50 Persen untuk Golongan Ini Selama 2 Bulan
Jika terjadi ruptur aneurisma akan menyebabkan terjadi SAH (subarachnoid hemorrhage). SAH adalah perdarahan di rongga subarachnoid.
Seperti jenis aneurisma lainnya, aneurisma otak mungkin tidak memiliki gejala apa pun, atau mungkin timbul gejala yang timbul bisa berupa sakit kepala yang parah hingga penurunan kesadaran.
Penyebab melemahnya dinding pembuluh darah di otak ini belum bisa dipastikan.
Namun, ada beberapa faktor yang diduga dapat meningkatkan risiko terjadinya aneurisma otak, yaitu :
1. Menderita tekanan darah tinggi (hipertensi).
2. Berusia lebih dari 40 tahun.
3. Berjenis kelamin perempuan, terutama yang sudah menopause.
4. Memiliki riwayat cedera kepala.
5. Mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan.
6. Menggunakan narkoba, terutama kokain.
7. Memiliki kebiasaan merokok.
8. Memiliki keluarga dengan aneurisma otak.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.