Melansir laman rsutjokronegoro.purworejokab.go.id, anemia aplastik adalah jenis anemia yang disebabkan oleh kerusakan sel-sel induk di sumsum tulang.
Penyakit ini ditandai oleh penurunan produksi eritroid, mieloid dan megakariosit dalam sumsum tulang dengan akibat adanya pansitopenia pada darah tepi, serta tidak dijumpai adanya keganasan sistem hematopoietik ataupun metastasis keganasan ke sumsum tulang.
Secara epidemiologis, ditemukan lebih dari 70% anak-anak menderita anemia aplastik derajat berat pada saat diagnosis.
Penyakit ini lebih jarang dijumpai di negara Barat dibandingkan di Asia, termasuk Indonesia.
Perbedaan insiden ini diperkirakan oleh karena adanya faktor lingkungan seperti pemakaian obat-obat yang tidak pada tempatnya, pemakaian pestisida serta isidens virus hepatitis yang lebih tinggi.
1. Mual
2. Ada darah dalam urine
3. Perut dan kaki yang membengkak
4. Ruam (anemia rash) , menyerupai bercak atau bintik merah dan paling sering terjadi di area leher, lengan, dan kaki.
Baca Juga: Kabar Duka! Komika Babe Cabita Meninggal Dunia
Sementara itu, dikutip dari Siloam Hospital, penyakit anemia aplastik digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu inherited aplastic anemia dan acquired aplastic anemia.
Inherited aplastic anemia adalah anemia aplastik yang diturunkan atau diakibatkan dari kerusakan gen.
Sedangkan acquired aplastic anemia merupakan anemia aplastik yang didapatkan oleh seseorang semasa hidupnya. Acquired aplastic anemia biasanya dialami oleh pasien dengan penyakit autoimun.
1.Penyakit autoimun yang dapat mengakibatkan sistem kekebalan tubuh menyerang sel sehat, termasuk sel pada sumsum tulang.
2. Pernah menjalani perawatan radioterapi atau kemoterapi. Dua perawatan kanker ini berisiko menyebabkan kerusakan sel sehat dalam tubuh.
3. Penggunaan obat-obatan tertentu, seperti beberapa jenis antibiotik dan obat rheumatoid arthritis.
4. Terinfeksi virus tertentu, seperti virus HIV, hepatitis, cytomegalovirus, Epstein-Barr, dan lain sebagainya.
5. Terpapar bahan kimia berbahaya dan terjadi secara terus-menerus, seperti pestisida, benzene, dan lain sebagainya.
6. Kehamilan, karena masa kehamilan berisiko menyebabkan sistem kekebalan tubuh ibu menyerang sel pada sumsum tulang
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.