Berdasarkan hasil pemeriksaan di Yanmas Baintelkam Polri, sembilan dari 15 pucuk senjata api tersebut diduga ilegal karena tidak memiliki dokumen atau izin kepemilikan.
Baca Juga: Nindy Ayunda Mengaku Diteror Puluhan Anggota TNI yang Cari Dito Mahendra
Nindy Ayunda ditemani empat kuasa hukumnya mendatangi kantor LPSK di Jakarta Timur pada Kamis (6/4/2023).
Nindy mengatakan kedatangannya ke LPSK untuk meminta perlindungan. Pasalnya, dia mengaku mengalami teror dari preman dan anggota TNI pada Minggu (2/4/2023) lalu.
“Hari ini saya melaporkan kasus teror yang saya alami pada hari Minggu malam, mengalami teror saya perjalanan sampai hari ini,” ujarnya, Kamis, seperti dikutip dari Kompas.com.
Kejadian itu dikatakan Nindy, bermula saat ia dan temannya ke Palembang untuk menemui seseorang. Rupanya setibanya di Palembang, Nindy dihadang sejumlah preman.
“Setibanya di sana saya langsung ke rumahnya. Ternyata saya dihadang sepuluh preman, sepuluh preman ini mengintimidasi saya,” ungkap Nindy.
Tak hanya di Palembang, setibanya di Jakarta, ia juga mengaku mendapatkan perlakuan yang tidak mengenakkan.
Dia menjelaskan, hal itu dialaminya saat ke rumah adiknya di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Di sana, kata dia, tiba-tiba datang orang yang tidak dikenal yang mencari Dito Mahendra.
Tak berselang lama, Nindy mengatakan beberapa orang yang merupakan anggota TNI juga datang.
"Jika tidak salah, mereka yang menekan saya saat itu adalah orang-orang berbadan tegap. Dan dipimpin oleh oknum anggota TNI AD. Inisialnya HS. Pangkatnya Letkol. Satuannya Infanteri. HS bawa 20 orang,” papar Nindy.
Baca Juga: Datangi LPSK, Nindy Ayunda Tegaskan Tak Berkaitan dengan Kasus Dito Mahendra
Sumber : Kompas TV/Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.