JAKARTA, KOMPAS.TV- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan, ada sejumlah opsi penyaluran susbidi energi tepat sasaran yang diajukan Tim Penggodok Kebijakan Subsidi Energi ke Presiden Prabowo Subianto.
Salah satunya adalah tetap mempertahankan subsidi LPG 3 kg. Menurut Bahlil yang merupakan ketua tim tersebut, subsidi gas melon belum diubah karena menyangkut kepentingan ibu rumah tangga dan usaha mikro dan kecil.
Hal itu ia sampaikan pada konferensi pers usai rapat dengan Tim Penggodok Kebijakan Subsidi Energi di Jakarta, Senin (4/11/2024).
Sementara itu, untuk subsidi BBM dan listrik, akan dilakukan kajian lebih mendalam mengenai metode pemberian subsidi yang diusulkan.
Baca Juga: Geger! BBM Bercampur Air di SPBU Marisa, Pihak SPBU Akui Ada Kebocoran di Tangki Penampungan
Bahlil menyebut, hasil evaluasi ini diharapkan dapat menjadi rekomendasi yang solid untuk disampaikan kepada Presiden Prabowo Subianto guna pengambilan keputusan yang lebih efektif dan efisien dalam penyaluran subsidi.
"Yang pertama adalah kita akan melakukan exercise secara mendalam terhadap metode subsidi ini. Yang jelas kami sudah memutuskan untuk LPG 3 kg kami akan mengusulkan kepada Bapak Presiden untuk tidak dilakukan koreksi apa-apa," kata Bahlil dalam keterangan resminya, ditulis Rabu (6/11).
"Artinya untuk LPG masih berlaku seperti sekarang ini. Itu yang kami akan usulkan kepada Bapak Presiden. Karena ini terkait dengan UMKM, ibu rumah tangga, konsumsi rumah tangga," tambahnya.
Sementara, untuk subsidi BBM dan listrik akan dilakukan exercise mendalam, sembari menunggu laporan dari berbagai stakeholder terkait.
Baca Juga: Kuota Subsidi Motor Listrik Tahun Ini Habis, AISMOLI Harap Pemerintah Tambah Anggarannya
"Untuk subsidi listrik dan BBM, kami masih melakukan exercise mendalam, karena kita harus hati-hati. Kita menunggu laporan dari BPH Migas, Pertamina, dan PLN secara mendalam. Kalau sudah selesai dalam waktu dekat, akan ada formulasinya yang tepat untuk kami laporkan kepada Bapak Presiden," terangnya.
Opsi lain dari metode pemberian subsidi adalah dalam bentuk Bantuan Langsung Tunai (BLT).
"Saya pikir BLT salah satu opsi dan akan diputuskan nanti pada hari yang tepat, opsinya saya pikir lebih mengerucut ke sana," ucapnya.
Bahlil menekankan pemberian subsidi harus dilakukan secara tepat sasaran. Bagi subsidi yang kurang tepat sasaran akan diberikan dengan bentuk yang lain.
Baca Juga: Bappebti Jamin Adanya Fisik Emas dalam Perdagangan Emas Digital di Bursa Berjangka
Namun pria yang juga Ketua Umum Partai Golkar itu memastikan, jika ada pembatasan penggunaan BBM bersubsidi, angkutan umum akan tetap mendapatkannya.
"Andaikan pun terjadi subsidi, nanti sebagian seperti kendaraan umum, plat kuning, itu masih kami pertimbangkan untuk tidak dicabut subsidinya (tetap subsidi harga). Ini kan sebenarnya subsidi ini kan ada yang tepat, semuanya harusnya subsidi ya, namun ada yang tidak tepat sasaran," terang Menteri ESDM.
"Yang tidak tepat sasaran ini kita bentuk yang lain, tapi yang sudah sesuai sasaran tetap jalan. Jadi subsidi tetap ada, ada yang berbentuk cash, dan ada yang berbentuk barang," tutup Bahlil Lahadalia.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.