Kompas TV ekonomi ekonomi dan bisnis

Komisaris BUMN Diisi Politikus, Stafsus Erick Jamin Takkan Pengaruhi Kinerja Perusahaan

Kompas.tv - 25 Juli 2024, 10:24 WIB
komisaris-bumn-diisi-politikus-stafsus-erick-jamin-takkan-pengaruhi-kinerja-perusahaan
Penunjukan sejumlah politisi dan tokoh yang terafiliasi dengan parpol menjadi komisaris BUMN, mendapat kritikan publik. (Sumber: Shutterstock via Kompas.com)
Penulis : Dina Karina | Editor : Iman Firdaus

"Kami butuh yang namanya Fauzi Baadillah. Karena dia menuju ke sana, kita menuju ke arah mengawinkan PT Pos ini dengan industri kreatif, banyak banget asetnya kita," tambahnya. 

Sedangkan Burhanuddin dan Andi Arief sudah pernah menjabat sebagai komisaris berbagai perusahaan, sehingga tidak perlu diragukan lagi kemampuannya.

Baca Juga: Politisi hingga Relawan TKN Prabowo-Gibran Jabat Komisaris BUMN, Politik Balas Budi?

"Andi Arief, beliau berpengalaman jadi komisaris kenapa dipertanyakan. Burhanuddin, kamu meragukan ilmunya? Dari soal kemampuan Burhanuddin Abdullah untuk mengawasi PLN bisa diadu ilmunya," terangnya. 

"Artinya, walaupun ada unsur komisaris di BUMN, kita buktikan ternyata kinerjanya kinclong kok. Dulu aset kita di bawah, sekarang naik, rasio utang turun. Kita sudah buktikan walaupun komisarisnya ada unsur politiknya, kinerjanya kinclong kok," lanjutnya.

Terkait dividen yang disinggung Arya, sebelumnya Erick Thohir mengungkap BUMN memberikan dividen untuk negara tahun 2024 sebesar Rp85,52 triliun. Setoran itu disumbang oleh 20 BUMN.

"Alhamdulillah kerja keras dari seluruh komisaris, direksi, dan seluruh insan BUMN bisa memberikan kontribusi positif untuk Indonesia. Semoga dividen sebesar Rp85,5 triliun yang diberikan BUMN kepada negara bisa menjadi manfaat besar untuk masyarakat luas," kata Erick di akun Instagram pribadinya, Minggu (21/7).  

Baca Juga: Daftar Lowongan Kerja BUMN yang Dibuka hingga 31 Juli 2024

20 BUMN penyumbang dividen untuk negara tahun 2024 tersebut adalah PT Bank Rakyat Indonesia sebesar Rp25.715 miliar, PT Bank Mandiri Rp17.179 miliar, PT Mineral Industri Indonesia Rp11.214 miliar, PT Pertamina Rp9.357 miliar.

 Kemudian, PT Telkom Indonesia senilai Rp9.211 miliar, PT Bank Negara Indonesia Rp6.277 miliar, PT Perusahaan Listrik Negara Rp3.090 miliar, PT Pupuk Indonesia Rp1.213 miliar, PT Pelabuhan Indonesia Rp1.000 miliar, PT Bank Tabungan Negara Rp420 miliar. 

Selanjutnya, PT Semen Indonesia sebesar Rp293 miliar, PT Jasa Marga Rp192 miliar, PT Biro Klasifikasi Indonesia Rp148 miliar, PT Aviasi Pariwisata Indonesia Rp101 miliar, PT ASDP Indonesia Ferry Rp31 miliar.

Ada juga Perum Perhutani yang memberikan dividen untuk negara sebesar Rp28 miliar, PT Pos Indonesia Rp20 miliar, Perum Peruri Rp21 miliar, Perum Jasa Tirta II Rp7 miliar, dan Perum Jasa Tirta I Rp3 miliar.


 




Sumber : Antara




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x