Dirut Perum Bulog Bayu Krisnamurthi, mengatakan, investasi pangan ke Kamboja bukan hanya tentang memperluas jangkauan geografis.
Tetapi juga tentang mewujudkan keunggulan kompetitif rantai pasok beras sehingga ketahanan pangan di Indonesia dapat terwujud.
"Hal ini sesuai dengan salah satu visi transformasi kami, untuk menjadi pemimpin rantai pasok pangan terpercaya," kata Bayu dalam keterangan resminya, Jumat (14/6/2024).
Baca Juga: Resmi, Jokowi Teken Keppres Satgas Judi Online, Menkopolhukam Hadi Tjahjanto jadi Ketuanya
Berdasarkan Survei Kerangka Sampel Area (KSA) BPS, diperkirakan pada Juni 2024 produksi beras mulai menurun menjadi 2,12 juta ton. Salah satu faktor yang paling mempengaruhi penurunan produksi beras adalah krisis iklim.
“Kami siap melaksanakan penugasan tersebut, termasuk melakukan komunikasi dengan beberapa pelaku usaha beras di sana. Kerjasama perdagangan beras yang baik dan telah terjalin dengan Kamboja selama ini, diharapkan dapat meningkat sejalan dengan rencana kerjasama ekonomi dan investasi pangan Perum Bulog di sana,” tutur Bayu.
Kamboja sebagai produsen beras yang semakin diperhitungkan di Asia Tenggara pada tahun 2023 (menurut peringkat SeaSia.co), memiliki tanah yang subur untuk menanam beras.
Secara gografis, Kamboja terletak di pinggiran Sungai Mekong dan anak-anak sungainya menyediakan sumber air yang melimpah untuk irigasi.
Baca Juga: Temuan Timwas Haji DPR, Katering Makanan Jemaah Indonesia Gunakan Beras Impor Thailand
Hal ini tentunya sesuai untuk tanaman padi yang membutuhkan banyak air untuk tumbuh. Karakteristik kesuburan tanahnya juga menyerupai tanah di pulau Jawa.
“Beberapa negara memang sudah mulai menaruh minat untuk melakukan investasi pangan di Kamboja. Contohnya negara Qatar yang sempat mengalami masalah ketahanan pangan, menunjukkan minat untuk melakukan investasi agro di Kamboja," ungkap Pakar Pangan Indonesia Tito Pranolo dalam kesempatan terpisah, dikutip dari laman resmi Bulog, Sabtu (15/6).
"Lahan yang murah serta daerah pertanian yang subur, membuat Kamboja memiliki potensi besar produkai beras," ujarnya.
Sumber : Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.