Baca Juga: Sri Mulyani: APBN Mei 2023 Surplus Rp204,3 Triliun!
"Sementara untuk infrastruktur, realisasinya terdiri dari bantuan stimulan perumahan Cianjur sebesar Rp1,2 triliun untuk 42.400 rumah dan pembangunan atau rehabilitasi infrastruktur sebesar Rp46,5 triliun," tutur Sri Mulyani dikutip dari Breaking News Kompas TV.
Sedangkan realisasi belanja pemerintah pusat yang disalurkan melalui non-kementerian/lembaga di antaranya subsidi listrik Rp35,6 triliun, subsidi bahan bakar minyak (BBM) Rp43,7 triliun, subdisi LPG 3 kilogram Rp26,9 triliun, Kartu Prakerja Rp1,5 triliun, dan subsidi perumahan Rp301,9 miliar.
Pada kesempatan yang sama, Sri Mulyani menyebutkan realisasi APBN surplus sebesar Rp204,3 triliun hingga Mei 2023.
“Kondisi APBN kita hingga akhir Mei masih mencatatkan surplus Rp204,3 triliun. Ini artinya mencapai 0,97 persen dari total PDB (Produk Domestik Bruto) yang diperkirakan tahun ini,” ucap Sri Mulyani.
Ia menerangkan, nilai surplus APBN pada Mei 2023 itu lebih tinggi dari surplus APBN pada Mei 2022, yang tercatat sebesar Rp132,24 triliun atau sekitar 0,74 persen dari PDB.
Baca Juga: Tren Pertumbuhan Ekonomi di Sejumlah Negara Anjlok, Bagaimana dengan Indonesia?
Surplus APBN pada Mei 2023 berasal dari pendapatan negara yang tercatat sebesar Rp1.209,3 triliun. Atau sudah mencapai 49,1 persen dari target. Jumlah itu juga tumbuh 13,0 persen jika dibanding Mei 2022.
Pada Mei 2022, Kementerian Keuangan mencatat nilai pendapatan negara sebesar Rp1.074,41 triliun.
Sementara itu, dari sisi belanja negara juga menunjukkan pertumbuhan yang positif. Belanja negara per Mei 2023 tercatat sebesar Rp1.005,0 triliun atau setara dengan 32,8 persen dari total APBN.
Capaian tersebut tumbuh 7,1 persen bila dibandingkan dengan Mei 2022 yang mencatatkan realisasi belanja negara sebesar Rp938,2 triliun atau 34,6 persen dari target pada APBN.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.