Melansir dari laman Kemenag, terdapat dua pendapat ulama mengenai waktu batas akhir qada puasa Ramadan yang dijelaskan dalam kitab Al-Mausu’ah Al-Fiqhiyah Al-Kuwaitiyah.
Pertama, menurut ulama Syafiiyah dan ulama Hanabilah, batas akhir qada puasa Ramadan adalah hingga datang puasa Ramadan berikutnya.
Kedua, menurut ulama Hanafiyah, tidak ada batas akhir qadha puasa Ramadan. Pendapat ini menyatakan, utang puasa Ramadan boleh dibayar tahun-tahun berikutnya.
Namun dalam hal ini tetap dianjurkan untuk segera menjalankan qada puasa Ramadan agar terhindar dari sifat lalai.
Niat Qada Puasa Ramadan
Bacaan niat puasa pengganti puasa Ramadan adalah sebagai berikut.
Nawaitu sauma ghadin ‘an qadh ’I fardhi syahri Ramadh na lillâhi ta‘âlâ.
Artinya aku niat untuk meng-qadha puasa di bulan Ramadhan besok hari karena Allah SWT.
Baca Juga: Jadwal Sidang Isbat 2023 Penentuan 1 Ramadan 1444 H Kapan? Ini Kata Kemenag
Ketentuan Qada Puasa Ramadan
Berikut ketentuan membayar utang puasa Ramadan.
1. Ketika melakukan puasa qada, maka dianjurkan untuk melakukan puasa secara berurutan, apabila puasa yang ditinggalkan saat Ramadhan juga berurutan. Tetapi, boleh juga untuk membayar utang puasa dengan selang-seling.
2. Melakukan puasa qada, sebanyak puasa Ramadan yang telah ditinggalkan. Artinya apabila meninggalkan puasa Ramadhan sebanyak 7 kali, maka puasa qada pun harus dilakukan sebanyak 7 kali.
3. Mengucapkan niat untuk melaksanakan puasa qada dengan ikhlas serta benar di dalam hati, pada malam hari sebelum melaksanakan puasa qada di keesokan harinya atau sebelum sahur.
4. Apabila lupa jumlah hari dari puasa Ramadan yang ditinggalkan, maka wajib untuk melakukan puasa qada dengan mengambil jumlah terbanyak dari hari yang ditinggalkan.