Lewat iring-iringan takbir, umat muslim bersama Nabi menuju kota Makkah dan berjalan dengan damai.
Beliau berkuda menuju sudut tenggara Ka’bah dan dengan hormat dikisahkan menyentuh Hajar Aswad dengan sorbannya sambil takbir. Orang-orang pun mengikutinya.
Allahu Akbar… Allahu Akbar.. dan diikuti seluruh muslim. Lantas, beliau pun memasuki Makkah dan menuju Ka’bah, ia pun menghancurkan berhala-berhala yang ada di area itu.
“Seluruh Makkah bergema, sampai Nabi memberi isyarat untuk berhenti,” tulis Martin Lings (hal.57), menggambarkan begitu membahana suasana waktu itu.
Baca Juga: Fathul Makkah di Bulan Ramadan, Derap Langkah Umat Islam Membebaskan Kota Suci Umat Islam
Kepulangan Rasulullah pun diikuti dengan pesan cinta bagi semua orang, termasuk mereka yang selama ini kerap menghujat, memperolok, menjatuhkan bahkan ingin membunuh Nabi.
Peristiwa ini diabadiakan oleh Alquran: "Sungguh, Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata." (Al-Fath: 1)
Nabi memaafkan seluruh orang Quraisy yang selama ini menjadikan umat Islam sebagai musuh, memboikot dirinya ketika di Makkah dan memutus kerabat dengannya.
Bahkan, ketika mudik dalam peristiwa Fathul Makkah itu, beliau menjalinkan persaudaraan lagi bagi mereka yang telah tercerai-berai, menautkan lagi keluarga yang terpisah dari Makkah-Madinah dan membuat umat saling memaafkan.
Inilah pesan penting dari mudik Rasulullah, sebuah kepulangan untuk mudik untuk saling memaafkan antar sesama umat Islam dan membangun hal baru bernama persaudaraan dan perdamaian.
Wallahu a'lam.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.