JAKARTA, KOMPAS.TV - Memasuki pekan terakhir bulan Ramadan 1443 Hijriah, umat muslim mulai menyambut terjadinya malam Lailatulqadar.
Mendapatkan malam Lailatulqadar bak sebuah cita-cita bagi umat muslim di bulan Ramadan.
Allah SWT telah menyebutkan dalam firmannya bahwa malam Lailatulqadar begitu istimewa dan penuh keberkahan.
Hal ini sebagaimana disebutkan di dalam Al-Qur’an, surat Al-Qadr, ayat 1-3 sebagai berikut:
( ) ( ) ( )
Artinya, “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?, Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.”
Baca Juga: Apa Perbedaan Malam Nuzulul Qur'an dengan Lailatul Qadar? Simak Penjelasannya
Berdasarkan ayat di atas, malam Lailatulqadar adalah sebuah malam di bulan Ramadan yang memiliki nilai kebaikan lebih dari 1.000 bulan.
Jika dikonversi menjadi tahun, 1.000 bulan sama dengan 83 tahun.
Rasulullah memang tidak menyebutka\n secara pasti kapan malam Lailatulqadar terjadi, namun ia memberikan ciri-cirinya.
Lantas, apa itu malam Lailatulqadar sehingga menjadi malam istimewa yang penuh berkah?
Melansir laman NU Online, malam Lailatulqadar adalah ketika Allah SWT telah mengangkat kedudukan Nabi Muhammad, memuliakannya dengan risalah serta membangkitkannya menjadi Rasul terakhir.
Sebagian ulama berpendapat, malam Lailatulqadar adalah malam turunnya Al-Qur'an secara keseluruhan ke bumi.
Keistimewaan malam Lailatulqadar pada dasarnya terletak dalam dua kemuliaan, yaitu turunnya Al-Qur’an (Nuzulul Qur'an) dan turunnya para malaikat.
Pada malam Lailatulqadar, malaikat dalam jumlah yang besar, termasuk di dalamnya malaikat Jibril turun dengan cahaya yang cemerlang, dengan penuh kedamaian dan kesejahteraan.
Seorang muslim mengerjakan kebaikan-kebaikan di malam itu, maka nilainya lebih baik dari mengerjakan kebaikan selama seribu bulan.
Dari Abu Hurairah r.a. Nabi SAW bersabda, “Siapa yang mengerjakan ibadah pada malam Qadar dengan iman dan ikhlas, maka diampuni dosanya yang telah lalu. Dan siapa yang berpuasa di bulan Ramadhan, dengan iman dan ikhlas, maka diampuni dosanya yang telah lalu”. (Hadis Shahih, riwa
Mengenai malam Lailatulqadar jatuh pada tanggal berapa, sahabat Nabi memiliki pendapat berbeda-beda.
Ada yang menyebutkan bahwa Rasulullah bersabda malam Lailatulqadar terjadi pada tanggal ganjil di sepuluh hari bulan Ramadan.
Baca Juga: Kisah Rasulullah Berjumpa dengan Lailatulqadar
Dari Aisyah r.a. ia menuturkan, "Sesungguhnya Rasulullah s.a.w. bersabda, "Carilah malam Qadar pada malam-malam ganjil pada sepuluh terakhir bulan Ramadhan”. (Hadis Shahih, riwayat al-Bukhari: 1878 dan Muslim: 1998)
Hal itu juga disebutkan dalam hadis riwayat al-Bukhari.
“Rasulullah keluar hendak mengabarkan Lailatulqadar, kemudian ada pertengkaran diantara 2 orang dari kaum Muslimin.
Rasulullah bersabda: “Sungguh aku keluar untuk mengabarkan pada kalian tentang Lailatulqadar. Dan sungguh fulan dan fulan bertengkar, maka Lailatul Qadar diangkat. Mungkin ini lebih baik bagi kalian. Carilah Lailatulqadar di malam 27, 29 dan 25” (HR al-Bukhari dari Anas).
Dari hadis di atas dapat disimpulkan bahwa malam Lailatulqadar dapat terjadi di tanggal ganjil atau di antara malam 25, 27 dan 29 Ramadan.
Sementara itu, beberapa hadis meriwayatkan, ciri-ciri malam Lailatulqadar berbeda-beda sebagaimana Rasulullah tidak menyebutkan secara spesifik.
Adapun ciri-ciri malam Lailatulqadar adalah matahari tidak bersinar terik pada siang harinya, udara tidak terlalu panas ataupun dingin, suasana malam sangat hening dan tenang, dan bahkan tidak ada anjing yang menggonggong ataupun binatang yang bersuara.
Sumber : islam.nu.or.id
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.