JAKARTA, KOMPAS.TV - Berikut ini merupakan kisah seorang bernama Ukasyah yang mencambuk Rasulullah. Bagaimana kisahnya?
Hari itu Jumat dan musim haji Wada’. Haji wada merupakan haji terakhir dalam hidup Rasulullah. Artinya, tahun-tahun itu merupakan momen terakhir dalam perjalanan hidup Nabi.
Suatu ketika, Rasululah berpidato dan meminta kepada para sahabat yang mungkin pernah sakit hati atau tersakiti oleh Rasulullah untuk melakukan qisas. Qisas artinya pembalasan.
Hal ini lantaran, Nabi Muhammad tidak ingin mendapatkan hal serupa ketika kelak di hari kiamat.
“Siapa yang merasa teraniaya olehku di antara sahabatku semua, hendaklah dia bangkit berdiri sekarang juga untuk melakukan qisas kepadaku sebelum ia melakukannya di hari kiamat nanti,” kata Nabi.
Rasululllah bahkan mengulangi kalimat itu hingga tiga kali. Para sahabat terdiam, karena memang tidak ada. Tapi ternyata ada seorang sahabat berdiri. Sosok itu bernama Ukasyah.
Ukasyah lantas cerita, ia dulu bersama Nabi di perang badar dan entah disengaja atau tidak, kata Ukasyah, cambuk untuk untuk untanya menjuntai mengenai diri tubuh Ukasyah. Waktu itu Nabi berada di samping Ukasyah dan sama-sama naik unta.
“Aku tidak tahu apakah engkau sengaja atau tidak, barangkali maksudmu melecut untamu?” kata Ukasyah.
Sontak, para sahabat pun kaget. Berdiri. Tidak menyangka akan ada sosok Ukasyah yang berani bertindak seperti itu. Berani-beraninya bertindak seperti itu pada Nabi?
Mereka yakin Nabi tidak sengaja. Apalagi terkena sabetan pecut ketika naik kuda atau unta adalah hal biasa.
Mereka marah pada Ukasyah, tapi Nabi tidak. Justru Rasulullah minta diambilkan cambuk miliknya.
Baca Juga: Sejarah Peperangan di Bulan Ramadan, Salah Satunya Dialami oleh Rasulullah
"Wahai Ukasyah,” kata Rasulullah, ”Pukul aku sekarang.”
Sebelumnya, para sahabat sudah minta izin untuk jadi ganti Rasulullah. Mulai dari Abu, Bakar dan Umar bahkan bersiap diri untuk dicambuk, seberapa pun banyaknya, asal Rasulullah tidak terkena cambukan.
Tapi, Rasulullah menyuruh para sahabat untuk melihat saja. Karena ini merupakan kesalahan beliau.
Ukasyah terdiam, Rasulullah tersenyum. “Ya Rasulullah, pada saat engkau memukulku, aku sedang tidak memakai baju.”
Para sahabat yang melihat dan mendengar itu menjadi sangat geram kepada Ukasyah.
Rasulullah mengerti. Lantas, beliau membuka bajunya. Maka, para sahabat pun menangis. Tidak tega melihat Rasulullah menyingkapkan baju atasnya dan akan menerima cambuk dari Ukasyah.
Setelah baju terbuka, Ukasyah mendekat. Para sahabat lain ingin menghadang Ukasyah yang sudah membawa cambuk. Namun Rasulullah justru menyuruhnya lebih dekat, melarang para sahabat untuk menjegal Ukasyah.
Setelah dekat dan tangisan para sahabat kian memekakan telinga, Ukasyah justru melakukan hal yang tidak terduga.
Ia menghampiri diri dan memeluk beliau.
“Aku tebus engkau dengan jiwaku, Ya Rasulullah, siapa yang sanggup memukulmu? Aku hanya ingin menyentuh badan engkau yang dimuliakan oleh Allah dengan badanku. Dan Allah menjagaku dari neraka dengan kehormatanmu,” paparnya.
Rasulullah tersenyum, lalu berkata, ”Dengarlah kamu sekalian, sekiranya kamu hendak melihat ahli surga, inilah orangnya.”
Seketika orang di sana ikut gembira dengan Ukasyah. Seorang pemuda yang alim dan begitu mencintai Rasulullah. Wallahu a'lam.
Kisah ini dinukil dari kitab an-Nail al-Hatsîts fî Hikâyât al-Hadîts karya As-Samarqandi, edisi Indonesia diterbitkan oleh Pustaka Alvabet dengan judul 200 Motivasi Nabi & Kisah Inspiratif Pembangun Jiwa.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.