A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Undefined property: stdClass::$iframe

Filename: libraries/Article_lib.php

Line Number: 238

Backtrace:

File: /var/www/html/frontendv2/application/libraries/Article_lib.php
Line: 238
Function: _error_handler

File: /var/www/html/frontendv2/application/controllers/Read.php
Line: 85
Function: gen_content_article

File: /var/www/html/frontendv2/index.php
Line: 314
Function: require_once

DPR Sebut Sri Mulyani Gagal Prediksi Indikator Ekonomi, Ini Imbasnya Buat Jokowi

Kompas TV bisnis kebijakan

DPR Sebut Sri Mulyani Gagal Prediksi Indikator Ekonomi, Ini Imbasnya Buat Jokowi

Kompas.tv - 19 Mei 2020, 16:03 WIB
dpr-sebut-sri-mulyani-gagal-prediksi-indikator-ekonomi-ini-imbasnya-buat-jokowi
Menteri Keuangan Sri Mulyani saat di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (4/7/2017). (Sumber: KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG)
Penulis : Tito Dirhantoro

JAKARTA, KOMPAS TV - Anggota Komisi XI DPR RI, Mukhammad Misbakhun, menyebut Menteri Keuangan, Sri Mulyani, telah gagal memprediksi indikator ekonomi terkait angka defisit dan pertumbuhan ekonomi.

Pasalnya, prediksi yang disampaikannya ke DPR pada rapat 30 April 2020, Sri Mulyani menyebut pertumbuhan ekonomi pada kuartal I 2020 berada di kisaran 4,5 sampai 4,7 persen.

Namun prediksi itu tak terealisasi. Nyatanya, seminggu setelah Sri Mulyani menyatakan demikian, Badan Pusat Statistik (BPS) menyampaikan rilis pada 5 Mei 2020. 

Hasilnya, pertumbuhan ekonomi berdasarkan hitungan BPS pada kuartal I 2020 hanya berada di angka 2,97 persen. 

Baca Juga: Iuran BPJS Kesehatan Naik, Sri Mulyani: Jika Peserta Kelas I dan II Tak Kuat Turun Saja ke Kelas III

Selain itu, pemerintah yang semula menyebut defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja (APBN) 2020 hanya 5,07 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) ternyata diperlebar menjadi 6,27 persen.

Artinya, defisit APBN 2020 yang semula berada di angka Rp852,9 triliun meningkat jadi sekitar Rp1.028,5 triliun

Misbakhun menyesalkan adanya pelebaran defisit APBN tersebut. Menurutnya, sejak awal pemerintah memang belum bisa memprediksi dan belum mengeluarkan prakiraan biaya krisis atau biaya penyelamatan ekonomi yang menjadi acuan utama.

Acuan itu sebagaimana dimaksud tertuang dalam  Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Nomor 1 Tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan Untuk Penanganan Pandemi Corona Virus Disease (Covid-19).

“Perihal perubahan besaran defisit ini menjadi bukti bahwa Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati gagal melakukan prediksi yang akurat soal indikator ekonomi yang penting,” kata Misbakhun pada Senin (18/5). 

Baca Juga: Karena Pandemi, Indonesia Akan Alami Krisis Ekonomi Seperti 98? - ROSI

Lebih lanjut, Misbakhun mengaku tak menyangka Sri Mulyani mengoreksi besaran defisit menjadi 6,27 persen. 

Dia juga menyoroti langkah Sri Mulyani yang mengumumkan pelebaran defisit itu justru ke media, bukan langsung menyampaikannya kepada DPR.




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x