Severity: Notice
Message: Undefined property: stdClass::$iframe
Filename: libraries/Article_lib.php
Line Number: 238
Backtrace:
File: /var/www/html/frontendv2/application/libraries/Article_lib.php
Line: 238
Function: _error_handler
File: /var/www/html/frontendv2/application/controllers/Read.php
Line: 85
Function: gen_content_article
File: /var/www/html/frontendv2/index.php
Line: 314
Function: require_once
"Pemerintah dalam hal ini Kemenkeu cenderung mengambil pertimbangan yang tidak tepat dengan menerbitkan global bonds menutup defisit yang ada. Keputusan ini memang positif untuk jangka pendek, tapi akan memberatkan neraca keuangan untuk jangka panjang," ujar Ajib, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Selasa (14/4/2020).
Menurut Ajib, hutang itu bersifat jangka panjang dengan tingkat suku bunga cukup tinggi dan unstructured.
Efek yang ditimbulkan dan perlu dicermati ada dua hal, yaitu semakin memperlebar dan memperlama current account deficit (CAD), serta memperlambat perekonomian karena pajak akan semakin digenjot.
"Hal pertama tentang CAD dengan tambahan hutang dan bunga yang tinggi serta unstructured. Maka akan banyak crowding out dalam 50 tahun ke depan untuk pembayaran hutang,” tutur Ajib.
Selain itu, lanjut Ajib, yang kedua adalah beban APBN yang makin berat serta penopang utama pembayaran hutang ini dari pajak.
Dengan adanya Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Nomor 1 Tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan untuk Penanganan Covid-19, maka potensi pajak yang tambah shortfall.
“Pemerintah pasti akan mendesain aturan pajak untuk menyasar pajak-pajak baru guna menambal shortfall tersebut. Ini yang dikhawatirkan menimbulkan kontraproduksi ekonomi ke depannya,” kata Ajib.
Baca Juga: Ekonomi Global Bisa Minus 2,8 Persen, Jokowi: Jangan Pesimistis!
Ajib mengatakan, ketimbang mengeluarkan global bonds yang membebani jangka panjang untuk keuangan negara, lebih baik pemerintah memakai cadangan devisa dari Bank Indonesia (BI).
“Dananya lebih murah dan tidak menimbulkan crowding out untuk ke depannya. Instrumen dan kebijakan teknisnya bisa diatur melalui Perppu," ungkap Ajib.
Ajib menambahkan, pola yang sedang dipakai di masing-masing negara, justru sedang memperkuat struktur ekonomi dalam negeri, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
"Sedangkan kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia dengan penerbitan global bonds itu justru bertolak belakang dengan orientasi penguatan keuangan dan APBN," kata Ajib.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.