Severity: Notice
Message: Undefined property: stdClass::$iframe
Filename: libraries/Article_lib.php
Line Number: 241
Backtrace:
File: /var/www/html/frontendv2/application/libraries/Article_lib.php
Line: 241
Function: _error_handler
File: /var/www/html/frontendv2/application/controllers/Read.php
Line: 85
Function: gen_content_article
File: /var/www/html/frontendv2/index.php
Line: 314
Function: require_once
JAKARTA, KOMPAS.TV - Sempat jadi primadona tempat belanja di Ibu Kota, saat ini daya tarik Pasar Baru sebagai pusat belanja tertua mulai memudar.
Apalagi sudah banyak mall baru dan belanja daring.
Namun pesona Pasar Baru tetap menarik sebagian warga untuk kembali berbelanja di sini.
Lebih dari 80 tahun berdagang di Pasar Baru, Pappu adalah salah satu saksi sejarah eksistensi pasar baru sejak 1928 bersama orang tuanya.
Keluarganya bahkan sudah berpindah tempat jualan tiga kali di lingkungan Pasar Baru.
Jika dulu bersama orang tua, tokonya menyediakan alat olahraga dan musik sampai pernak pernik baju, kini Pappu hanya fokus menjual alat musik saja.
Seiring perkembangan zaman, semakin banyak pusat belanja yang bermunculan, mall sampai tempat belanja online menjadi saingan berat Pasar Baru.
Pria berusia 66 tahun ini bercerita, jumlah pengunjung dan omset memang cukup turun drastis kalau saat era jaya Pasar Baroe, Pappu bahkan sulit berisitirahat karena toko padat pembeli, kini justru sebaliknya.
Kata Pappu, era jaya Pasar Baru ada pada tahun 70-80-an.
Dulunya kondisi Pasar Baru beda dengan sekarang, lebih rapi dan ada trotoar membuat konsumen yang membawa mobil nyaman berbelanja disana.
Tapi dengan kondisi yang berbeda, membuat segmen konsumen Pasar Baru juga berubah.
Kalau dulu para kaum necis yang belanja di Pasar Baru, kini bergeser ke kelas menengah.
Keramian Pasar Baru juga sudah mulai berkurang sejak tahun 1985-an.
Saingan Pasar Baru boleh terus bertambah, tapi tidak mengurangi minat para pedagang baru melapak di Pasar Baru.
Contonya Lakhmi yang baru membuka toko pakaian ala bolywoodnya setahun belakangan.
Jika diperhatikan, jarang sekali melihat generasi muda lalu lalang di Pasar Baru.
Kebanyakan dari mereka adalah para ibu-ibu yang memilih belanja disini.
Sebagai penjual lama seperti Pappu, dia hanya berharap Pasar Baru bisa dibenahi lebih rapi tanpa menghilangkan estetika Pasar Baru tempo dulu.
Hal ini untuk memberi ciri khas bagi Pasar Baru agar tetap bertahan sebagai pusat belanja sekaligus pusat wisata di Ibu Kota.
Tidak ingin menyalahkan pergeseran zaman, baik Pappu sebagai penjual lama dan Lakhmi penjual baru juga mulai aktif berjualan melalui online jadi tidak hanya fokus di toko offline mereka Pasar Baru.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.