Baca Juga: Intip Sejarah Pasar Kue Subuh Senen yang akan Tutup Setelah 34 Tahun Beroperasi
Jalan Pasar Senen; Jalan Gunung Sahari; Jalan H. R. Rasuna Said. Jalan Medan Merdeka Barat; Jalan Moh. Husni Thamrin; Jalan Jend. Sudirman; Jalan Sisingamangaraja; Jalan Panglima Polim; Jalan Fatmawati (Simpang Jalan Ketimun 1 - Simpang Jalan TB Simatupang); Jalan Suryopranoto;
Jalan Balikpapan; Jalan Kyai Caringin; Jalan Tomang Raya; dan Jalan Jenderal S. Parman (Simpang Jalan Tomang Raya - Simpang Jalan Gatot Subroto).
Berdasarkan pemaparan Dinas Perhubungan DKI pada rapat Bapemperda DPRD DKI pada 3 Oktober 2022, ERP dinilai sebagai salah satu solusi menekan kemacetan melalui pengendalian lalu lintas kendaraan bermotor atau sebagai push strategy.
Lantaran pesatnya peningkatan penggunaan kendaraan bermotor mendorong tingginya kecelakaan lalu lintas yakni 60 persen kecelakaan lalu lintas di Jakarta melibatkan sepeda motor berdasarkan data Polda Metro Jaya pada 2018.
Selain itu, juga mendorong polusi udara yakni sebanyak 44,5 persen oleh sepeda motor dan 14,2 persen oleh mobil berdasarkan data Komite Penghapusan Bensin Bertimbal pada 2019.
Dalam raperda itu juga diatur pengecualian yakni sepeda listrik, kendaraan bermotor umum pelat kuning, kendaraan dinas operasional instansi pemerintah, TNI/Polri di luar yang berpelat hitam.
Baca Juga: Ramai Warga Twitter Mengeluhkan Driver Grab Naikkan Tarif Sendiri
Kemudian, kendaraan korps diplomatik negara asing, kendaraan ambulans, kendaraan jenazah, dan pemadam kebakaran.
Jalan berbayar atau ERP untuk mengatasi kemacetan sudah diterapkan oleh beberapa negara di dunia. Adalah Singapura negara yang pertama menerapkan ERP.
Wilayahnya yang sempit membuat Singapura memiliki panjang jalan raya yang pendek. Aktivitas bisnis keuangan, komersial, dan pariwisata di Singapura membuat negara itu juga dipadati pelaku perjalanan internasional dari seluruh dunia setiap tahunnya.
Di Singapura, tarif ERP yang lebih tinggi diterapkan di jalan-jalan Kawasan pusat bisnis selama jam sibuk.
Sehingga pengendara yang melintas di jam tersebut, harus mengeluarkan uang lebih banyak.
Belum lagi tarif parkir yang mahal di Gedung-gedung perkantoran di Kawasan bisnis. Alhasil, orang-orang memilih menggunakan transportasi umum.
Sumber : Kompas TV, Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.