Kompas TV bisnis ekonomi dan bisnis

Lima Resesi dan Krisis Ekonomi Terbesar dalam Sepanjang Sejarah

Kompas.tv - 29 September 2022, 19:51 WIB
lima-resesi-dan-krisis-ekonomi-terbesar-dalam-sepanjang-sejarah
Ilustrasi: Lima resesi dan krisis ekonomi terbesar dalam sepanjang sejarah di dunia. (Sumber: Forbes/Getty Image )
Penulis : Rizky L Pratama | Editor : Purwanto

JAKARTA, KOMPAS.TV - World Bank sempat mengeluarkan pernyataan bahwa pada tahun 2023 dunia akan menghadapi resesi. 

Dilansir BBC, pernyataan Bank Dunia itu muncul dari banyaknya bank sentral yang menaikkan suku bunga yang berdampak pada perlambatan pertumbuhan ekonomi. 

Bank Dunia mengatakan ekonomi global berada dalam perlambatan paling tajam menyusul pemulihan pasca-resesi sejak 1970.

Dikatakan sebuah studi menemukan bahwa "tiga ekonomi terbesar dunia - AS, China dan kawasan euro - telah melambat tajam".

Sementara sebuah studi juga menemukan bahwa "tiga ekonomi terbesar dunia - AS, China dan kawasan Eropa - telah melambat tajam".

"Dalam keadaan seperti itu, bahkan pukulan moderat terhadap ekonomi global selama tahun depan dapat mendorongnya ke dalam resesi," kata World Bank. 

Tahun depan pun ditakutkan akan menjadi salah satu resesi yang menyebabkan krisis ekonomi besar yang melanda dunia. 

Resesi dan krisis ekonomi sering berdampak besar pada sejumlah negara dalam perjalanan ekonomi mereka. Indonesia termasuk negara yang pernah terkena dampak itu pada 1998 silam.

Berikut daftar lima resesi dan krisis ekonomi terbesar dalam sepanjang sejarah di dunia. 

Baca Juga: Yuk, Waspadai Dampaknya Jika Resesi Terjadi di Indonesia

Dalam catatan sejarah, resesi atau krisis ekonomi besar sempat beberapa kali terjadi di berbagai belahan dunia. 

Krisis tersebut punya dampak besar yang bahkan bisa mempengaruhi perekonomian suatu negara. 

Dilansir dari Britannica, berikut lima resesi dan krisis ekonomi terbesar dalam sepanjang sejarah. 

Krisis Kredit Tahun 1772

Krisis ini bermula dari London dan dengan cepat menyebar ke seluruh Eropa. Pada pertengahan 1760-an, Kerajaan Inggris telah mengumpulkan sejumlah besar kekayaan melalui kepemilikan dan perdagangan kolonialnya. 

Hal itu menciptakan aura optimisme yang berlebihan dan periode ekspansi kredit yang cepat oleh banyak bank Inggris. 

Kehebohan tersebut tiba-tiba berakhir pada 8 Juni 1772, ketika Alexander Fordyce—salah satu mitra bank Inggris Neal, James, Fordyce, dan Down—melarikan diri ke Prancis untuk menghindari pembayaran utangnya. 

Berita itu dengan cepat menyebar dan memicu kepanikan perbankan di Inggris, karena kreditur mulai membentuk antrean panjang di depan bank-bank Inggris untuk menuntut penarikan tunai instan. 

Baca Juga: Kenali Krisis Ekonomi dan Resesi, Perbedaan dan Kemungkinan Dampaknya

Krisis tersebut lalu dengan cepat menyebar ke Skotlandia, Belanda, bagian lain Eropa serta koloni Inggris-Amerika.

Depresi Hebat Tahun 1929–1939

Ini merupakan bencana keuangan dan ekonomi terburuk pada abad ke-20. 

Banyak yang percaya bahwa Depresi Hebat (Great Depression) dipicu oleh kehancuran Wall Street tahun 1929 dan kemudian diperburuk oleh keputusan kebijakan pemerintah AS yang salah. 

Depresi ini berlangsung hampir 10 tahun dan mengakibatkan hilangnya pendapatan besar-besaran, rekor tingkat pengangguran, dan kehilangan output, terutama di negara-negara industri. 

Di Amerika Serikat sendiri, tingkat pengangguran mencapai hampir 25 persen pada puncak krisis tahun 1933.

Kejutan Harga Minyak OPEC Tahun 1973

Krisis ini dimulai ketika negara-negara anggota OPEC (Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak)—terutama terdiri dari negara-negara Arab—memutuskan untuk membalas Amerika Serikat sebagai tanggapan atas pengiriman pasokan senjatanya ke Israel selama Perang Arab-Israel Keempat. 

Negara-negara OPEC mendeklarasikan embargo minyak dan secara tiba-tiba menghentikan ekspor minyak ke Amerika Serikat dan sekutunya. 

Hal ini menyebabkan kekurangan pasokan minyak dalam jumlah besar dan lonjakan harga minyak yang parah sehingga menyebabkan krisis ekonomi di AS dan banyak negara maju lainnya. 

Baca Juga: Beda dari Resesi Ekonomi, RI Pernah Alami Krisis Ekonomi Parah pada 1998

Yang unik dari krisis ini adalah terjadinya inflasi yang sangat tinggi secara bersamaan (dipicu oleh lonjakan harga energi) dan stagnasi ekonomi (akibat krisis ekonomi). 

Para ekonom pun menyebut era tersebut sebagai periode “stagflasi” yang merupakan gabung dari kata stagnasi dan inflasi. 

Krisis Asia 1997

Krisis ini bermula dari Thailand pada tahun 1997 dan dengan cepat menyebar ke seluruh Asia Timur beserta mitra dagangnya. 

Aliran modal spekulatif dari negara-negara maju ke ekonomi Asia Timur seperti Thailand, Indonesia, Malaysia, Singapura, Hong Kong, dan Korea Selatan (yang saat itu dikenal sebagai “Macan Asia”) telah memicu era optimisme yang mengakibatkan pemberian kredit yang berlebihan dan terlalu banyak akumulasi utang di negara-negara tersebut. 

Pada bulan Juli 1997 pemerintah Thailand harus meninggalkan nilai tukar tetapnya terhadap dolar AS yang telah dipertahankan begitu lama, dengan alasan kurangnya sumber mata uang asing. 

Hal itu lantas memulai gelombang kepanikan di pasar keuangan Asia dan dengan cepat menyebabkan pembalikan luas miliaran dolar investasi asing. 

Baca Juga: Tertekan Imbas Resesi dan Depresiasi Rupiah, Pengusaha Atur Siasat Hadapi Krisis

Ketika kepanikan menyebar di pasar dan investor semakin waspada terhadap kemungkinan kebangkrutan pemerintah Asia Timur, ketakutan akan krisis keuangan di seluruh dunia mulai menyebar. Butuh waktu bertahun-tahun agar semuanya kembali normal. 

Dana Moneter Internasional (IMF) juga harus turun tangan untuk membuat paket bailout bagi ekonomi yang paling terkena dampak untuk membantu negara-negara tersebut menghindari default.

Krisis Keuangan 2007–2008

Siapa yang tak kenal dengan Krisis Keuangan pada periode 2007 dan 2008.

Krisis ini memicu Resesi Hebat (Great Recession), krisis keuangan paling parah sejak Depresi Hebat tahun 1929-1939, dan mendatangkan malapetaka di pasar keuangan di seluruh dunia. 

Dipicu oleh runtuhnya gelembung perumahan di AS, krisis tersebut mengakibatkan runtuhnya Lehman Brothers (salah satu bank investasi terbesar di dunia).

Banyak pula lembaga keuangan dan bisnis utama jatuh ke jurang kehancuran, dan membutuhkan dana talangan pemerintah dengan jumlah proporsi yang belum pernah terjadi sebelumnya. 

Butuh waktu hampir satu dekade untuk kembali normal dari krisis tersebut yang membuat jutaan pekerjaan hilang dan miliaran dolar pendapatan di menguap.  

Baca Juga: Sejumlah Komoditas Ekspor Kinerjanya Tak Terpengaruh Resesi Dunia, Sawit Tetap Jaya




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x