JAKARTA, KOMPAS.TV – Perusahaan keuangan Amerika Serikat, Bloomberg, merilis 15 negara yang berpotensi mengalami resesi. Daftar negara terancam resesi ekonomi tersebut antara lain, Sri Lankan, New Zealand, Korea Selatan, Jepang, China, Hongkong, Australia, Taiwan, Pakistan, Malaysia, Vietnam, Thailand, Filipina, Indonesia dan, India
Lantas, apa kemungkinan dampak yang bisa terjadi jika mengalami resesi dan tanda-tanda suatu negara kemudian dianggap mengalami resesi? Berikut penjelasannya dirangkum dari laman Gramedia.com.
Tanda-tanda resesi
- Ketidakseimbangan produksi dan konsumsi
- Pertumbuhan ekonomi merosot selama dua kuartal berturut-turut
- Nilai impor lebih besar dari ekspor
- Inflasi atau deflasi yang tinggi
- Tingkat pengangguran tinggi
Baca Juga: Apa itu Resesi? Berikut Penjelasan dan Faktor Penyebabnya
Dampak resesi
Saat resesi ekonomi terjadi hampir semua jenis bisnis baik yang berskala besar maupun berskala kecil akan terkena dampaknya. Indonesia pun bisa mengalami dampak resesi dengan kemungkinan-kemungkinan di antaranya;
Dampak resesi ke pemerintahan
- Pinjaman melonjak.Dampak yang paling terasa adalah jumlah pengangguran yang kian meningkat. Pemerintah kemudian dituntut untuk segera menemukan solusi mengakhiri resesi sehingga lapangan kerja kembali terbuka guna menyerap tenaga kerja. Selain itu, pinjaman pemerintah juga akan melonjak tinggi sebab pasti membutuhkan dana yang cukup untuk membiayai berbagai kebutuhan yang berkaitan dengan upaya pembangunan negara.
- PPN rendah. Sumber pendapatan negara yang berasal dari pajak dan nonpajak juga menjadi sangat rendah, sebab saat resesi pekerja menerima penghasilan lebih rendah. Pemerintah kemudian akan menerima pajak penghasilan yang lebih rendah, harga properti lebih rendah, sehingga berpengaruh pada pendapatan PPN (Pajak Pertambahan Nilai) yang lebih rendah pula.
- Defisit anggaran. Pengeluaran pemerintah dalam hal pembayaran kesejahteraan rakyat, seperti tunjangan atau bantuan sosial, subsidi, dsb turut meningkat dan mengakibatkan defisit anggaran dan kian meningginya utang pemerintah.
Dampak resesi ke perusahaan
- Bangkrut. Bisnis sangat mungkin mengalami kebangkrutan akibat terjadinya resesi, hal ini dipicu oleh berbagai faktor, seperti ekonomi negatif, tergerusnya sumber daya riil, krisis kredit, jatuhnya harga aset berbasis utang, dan lainnya.
- Turunnya pendapatan. Ketika bisnis gagal, perusahaan mengalami penurunan pendapatan secara drastis. Saat penurunan pendapatan terjadi kemudian memicu efek domino terhadap kehidupan ekonomi pekerjanya.
- Daya beli turun. Bagi pekerja yang terkena PHK akan kehilangan seluruh pendapatannya. Sementara pekerja yang terkena penurunan upah kemudian akan kehilangan sebagian pendapatannya. Pendapatan yang menurun, kemudian turut mempengaruhi turunnya daya beli masyarakat.
Di saat daya beli masyarakat menurun, potensi perusahaan untuk meningkatkan pendapatan pun semakin kecil. Kondisi inilah yang akan mengancam kelancaran arus kasnya. Parahnya, apabila permintaan tidak ada sama sekali perusahaan berisiko mengalami kerugian besar hingga bangkrut.
- Profitabilitas berkurang. Biasanya perusahaan mengambil langkah strategis, perang harga. Mereka akan melakukan pemotongan harga besar-besaran untuk menarik minat beli pada konsumen yang akan berefek pada berkurangnya profitabilitas.
Profitabilitas yang berkurang kemudian memaksa perusahaan untuk melakukan efisiensi dengan cara menutup area bisnis yang kurang menguntungkan dan memotong biaya operasional.Tak jarang, perusahaan kemudian menurunkan upah pekerja, atau melakukan Pemutusan Hak Kerja (PHK).
Dampak resesi ke pekerja
- Pengangguran. Resesi memberikan Dampak nyata pada para pekerja yaitu dengan pemutusan hubungan kerja, yang kemudian menjadikannya pengangguran dan membuatnya kehilangan pendapatan utama. Padahal pengangguran ini juga dituntut untuk tetap memenuhi kebutuhan hidupnya baik pada dirinya sendiri maupun keluarganya.
- Kerusuhan. Masalah pengangguran sendiri tak hanya menimbulkan dampak pada perekonomian tapi juga pada ranah sosial.
Tingkat pengangguran yang tinggi sendiri menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya ketidakstabilan sosial, yang mengarah kepada vandalisme dan kerusuhan di masyarakat.Bahkan, pengangguran massal juga dapat mengancam tatanan sosial kehidupan berbangsa dan bernegara.