JAKARTA, KOMPAS.TV - Presiden Joko Widodo dijadwalkan akan meluncurkan QRIS antar negara pada hari ini, Senin (29/8/2022). Sejak diluncurkan pada 2029 oleh Bank Indonesia (BI) penggunaan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) terus meningkat.
Berdasarkan data Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI), total nilai transaksi QRIS mencapai Rp27,6 triliun dengan volume transaksi 375 juta kali pada 2021.
Jika dilihat berdasarkan nominalnya, transaksi QRIS meningkat 236,58 persen dibandingkan dari tahun 2020 yang sebesar Rp8,2 triliun. Sementara jika dilihat volumenya, tumbuh 200 persen dibandingkan 2020 yang sebanyak 125 juta kali transaksi.
Baca Juga: Berikut Tampilan Depan-Belakang 7 Uang Rupiah Baru yang Diluncurkan Bank Indonesia
Kemudian untuk tahun ini, per April lalu BI mencatat nilai transaksi QRIS mencapai Rp7,4 triliun. Jumlah itu melesat 468 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp1,6 triliun.
BI juga mengembangkan QRIS agar bisa digunakan untuk pembayaran antar negara, khususnya ASEAN, guna memudahkan masyarakat. BI sudah mengadakan uji coba pembayaran QRIS dengan Filipina, Malaysia, Thailand, dan Singapura. Nantinya, jika warga Indonesia bepergian ke negara-negara tersebut bisa melakukan pembayaran hanya lewat ponsel, yaitu dengan QRIS.
"Bayangkan saja melakukan transaksi di seluruh wilayah secara real time, sangat-sangat cepat," kata Gubernur Bank Indonesia Peryy Warjiyo saat berbicara di acara G20 di Nusa Dua, Kamis (14/7/2022) lalu, seperti dikutip dari Antara.
Baca Juga: Segera Hadir di Malaysia, QRIS Siap Mempermudah Transaksi Rupiah
Dengan kerja sama tersebut, sistem pembayaran melalui quick response (QR) akan terhubung dengan fast payment dan local currency settlement (LCS). Targetnya, pada puncak acara G20 nanti Presiden Jokowi akan menandatangani perjanjian koneksi pembayaran dengan 4 pemimpin negara ASEAN itu.
"Kami akan bekerja dan kemudian kami membidik pada November tahun ini 5 pemimpin kita akan menandatangani nota kesepahaman. Ini adalah visi singkatnya," ujar Perry.
Menurutnya, QRIS antar negara sangat diperlukan seiring dengan digitalisasi ekonomi dan keuangan yang semakin meningkat. Penguatan ini juga memiliki tujuan untuk mencapai inklusi ekonomi dan keuangan melalui kegiatan remitansi, perdagangan ritel, serta pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
Baca Juga: Manfaat Penggunaan QRIS Bagi Pelaku UMKM
Selama ini, Indonesia bersama dengan empat negara itu telah melakukan beberapa kerja sama dalam sistem pembayaran. Namun belum semuanya berlangsung secara keseluruhan di negara tersebut.
Misalnya, Indonesia melalui BI telah bekerja sama dalam penggunaan QR Indonesian Standard (QRIS) bersama Thailand dan Malaysia. Kerja sama ini memudahkan konsumen dan pedagang di kedua negara dapat melakukan dan menerima pembayaran melalui QR code.
Kata Perry, kerja sama ini mengacu pada peta jalan cross border payment oleh G20. Kerja sama ini dapat menjadi contoh dari penerapan cross border payment sebelum nantinya akan diterapkan untuk global.
Sumber :
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.