JAKARTA, KOMPAS.TV- Pemerintah akan menerapkan kebijakan travel bubble bagi delegasi negara peserta pertemuan G20, untuk menekan laju kasus COVID-19.
Sekretaris Pokja Logistik Bidang Finance Track G20 Rudy Rahmaddi mengatakan, panitia menerapkan skema travel bubble sebagai bentuk karantina untuk para delegasi yang datang ke Jakarta.
Travel bubble adalah sistem koridor perjalanan dengan tujuan untuk membagi peserta ke dalam kelompok (bubble) yang berbeda. Yaitu dengan memisahkan peserta yang memiliki risiko terpapar COVID-19.
"Kedatangan luar negeri pada prinsipnya harus dikarantina dan bentuk karantina yang kami lakukan untuk delegasi adalah travel bubble," kata Rudy dalam konferensi pers virtual, Senin (14/2/2022).
Baca Juga: Ditlantas Polda Metro Jaya: Tidak Ada Penutupan Jalan Selama Kegiatan G20 di Jakarta
"Sejak Sabtu (12/2) malam delegasi sudah mulai hadir, dan sampai hari ini delegasi yang hadir sudah kita tangani dengan baik dan semuanya dipandang layak secara kesehatan untuk bisa mengikuti pertemuan dan rangkaian kegiatan," tambahnya.
Dalam konsep travel bubble, pemisahan pasangan peserta G20 juga disertai pembatasan interaksi hanya pada orang di dalam satu kelompok (bubble) yang sama. Serta menerapkan prinsip karantina untuk meminimalisasi risiko penyebaran COVID-19.
Para delegasi bisa lepas dari bubble atau keluar dari area pertemuan, setelah pertemuan selesai dan melewati masa karantina.
Rudy menjelaskan, peserta juga akan menjalani tes dengan metode PCR maupun antigen setiap hari guna memastikan keamanan pertemuan. Panitia juga bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan, Polri, dan BNPB untuk menjaga aturan travel bubble.
Baca Juga: Jokowi akan Perjuangkan Isu Kesetaraan bagi Penyandang Disabilitas pada Presidensi G20
"Setelah travel bubble dan pertemuan selesai, tentu mereka bisa lepas dari karantina atau kembali ke negaranya," ujar Rudy.
Ia merinci, agenda acara G20 dibagi dalam 2 pertemuan. Pertama, pertemuan tingkat menteri dan gubernur bank sentral G20 pada 17 hingga 18 Februari. Kedua, pertemuan tingkat deputi jalur keuangan G20, pada 15 hingga 16 Februari 2022.
Kedua pertemuan tersebut digelar di Jakarta Convention Center, Jakarta, dan diadakan secara online maupun offline.
Sebanyak 389 delegasi akan hadir dalam pertemuan jalur keuangan G20. Dari jumlah tersebut, 175 delegasi akan hadir secara virtual, sedangkan 214 lainnya akan hadir secara langsung.
Baca Juga: Wagub DKI Pastikan Banjir dan Omicron Tidak Ganggu Pelaksanaan G20 di Jakarta
Berdasarkan data Panitia Jalur Keuangan G20, delegasi yang akan hadir secara fisik antara lain Amerika Serikat, Italia, Uni Eropa, Jepang, Arab Saudi, Afrika Selatan, Prancis, Argentina, Australia, Turki, dan Inggris.
Sementara delegasi yang akan hadir secara virtual antara lain China, India, Brazil, Meksiko, Korea Selatan, Rusia, Kanada, dan Jerman.
Meski berada dalam 'bubble' para delegasi akan tetap mendapat hiburan berupa pertunjukan atau pameran beragam budaya lokal dengan menghadirkan produk kerajinan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) lokal.
Adapula hospitality dinner yang akan menampilkan wayang 'Tale of Blencong' dengan cerita atau tema Presidensi G20 Indonesia yaitu 'recover together, recover stronger'
Para delegasi juga akan diajak untuk mengikuti program sosial, mulai dari berolahraga di sekitar kawasan Gelora Bung Karno hingga pemberian souvenir khas UMKM berupa tenun dan kopi.
Sumber :
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.