JAKARTA, KOMPAS.TV - Keberhasilan pengendalian pandemi Covid-19 menjadi kunci bagi pemulihan ekonomi di tahun 2022.
Demikian diungkapkan Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan dalam webinar Arah Bisnis 2022, Jakarta, Rabu (15/12/2021).
Menurut Luhut, keberhasilan Indonesia mengendalikan pandemi Covid-19 saat gelombang varian Delta telah diakui dunia.
Keberhasilan mengatasi pandemi Covid-19 menunjukkan Indonesia bisa mengatasi tantangan yang kompleks. Dari keberhasilan pengendalian Covid-19 ini, indeks keyakinan konsumen mulai membaik. Relaksasi ekonomi juga dilakukan secara bertahap dengan menggunakan aplikasi PeduliLindungi.
Baca Juga: Luhut Optimistis Tahun 2022 Pertumbuhan Ekonomi Bisa 5 Persen, Masyarakat Mulai Belanja
Untuk itu, Luhut meminta kerja sama seluruh masyarakat agar keberhasilan ini menjadi kunci bagi pemulihan ekonomi di tahun 2022.
Pemerintah juga tetap berkomitmen memberi dukungan berupa program pemulihan ekonomi nasional (PEN) untuk mengakselerasi proses perbaikan ekonomi yang tertekan akibat pandemi.
"Kita optimis kuartal IV 2021 ini bisa lebih tinggi dari apa yang kita prediksi. Kita berharap tahun depan kita bisa perkiraan 5 persen pertumbuhan kita," ujar Luhut.
Lebih lanjut Luhut menjelaskan, kebangkitan ekonomi juga akan didorong melalui upaya transformasi dari semula bergantung kepada komoditas menuju industri yang memiliki nilai tambah.
Baca Juga: Kata Luhut soal Pejabat Dapat Kelonggaran Karantina bila Datang dari Luar Negeri
Menurut Luhut, upaya transformasi ini akan membawa ekonomi Indonesia tumbuh lebih kuat dibanding dengan sebelum pandemi serta sebagai langkah untuk mendukung Indonesia Maju sesuai Visi Indonesia 2045.
Saat ini, sambung Luhut, perkembangan hilir nikel berfokus pada besi dan baja dan selanjutnya menuju komponen baterai.
Proses ini juga membantu menurunkan defisit transaksi berjalan. Pada 2014 hanya 1,1 miliar dolar Amerika Serikat tahun 2021 akan mencapai 21 miliar dolar AS.
Jika proses hilirisasi berjalan baik hingga tahun 2024, maka Indonesia bisa membuat ekspor 35 sampai 45 miliar dolar AS. Contoh lain yakni peningkatan nilai tambah dari industri bauksit menjadi alumunium.
Baca Juga: Bertemu Menlu AS, Luhut Ajak AS Investasi di Hilirisasi Sumber Daya Alam
Belum lagi investasi di kawasan Industri Kalimantan Utara. Proyek kawasan industri milik PT Kalimantan Industrial Park Indonesia (KIPI) dan PT Kawasan Industri Kalimantan Indonesia (KIKI) ini memerlukan investasi sebesar 132 miliar dolar AS, atau setara dengan Rp1.848 triliun.
Kawasan tersebut disebut sebagai kawasan industri terbesar di dunia, dengan luas 30.000 hektare dengan pendanaan proyek sepenuhnya diberikan oleh swasta tanpa adanya garansi dari pemerintah.
Proyek ditargetkan selesai konstruksi pada 2024 dan operasi bertahap mulai 2023, 2024 hingga 2029. Investasi senilai 132 miliar dolar AS ini diperlukan untuk seluruh tahapan konstruksi dan komersialisasi sampai delapan tahun ke depan.
Di kawasan Industri Kalimantan Utara ini akan dilakukan pembangunan industri aluminium, kombinasi antara China, Abu Dhabi, dan Indonesia.
Baca Juga: Luhut: Kita Tegas, Posisi Indonesia Sebagai Penyeimbang Kekuatan AS dan China
"Kalau kita konsisten dengan ini, saya yakin kita lebih cepat dari 2045," ujar Luhut.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.