JAKARTA, KOMPAS.TV - Manajemen Pelaksana Kartu Prakerja menyatakan, hingga November 2021 ada 86.878 peserta yang status kepesertaannya dicabut. Penyebabnya, karena para peserta tersebut tidak memilih satu pun materi pelatihan hingga lebih dari 30 hari sejak merek ditetapkan sebagai penerima kartu Prakerja.
Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari mengatakan, hal tersebut sesuai Pasal 20 ayat 2 dan 3 pada Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian No 11/2020.
Aturan itu menyebutkan bahwa penerima Kartu Prakerja wajib memilih pelatihan pertama tidak lebih dari 30 hari sejak mendapatkan pemberitahuan penetapan sebagai penerima Kartu Prakerja dari Manajemen Pelaksana.
Namun, jumlah peserta yang statusnya dicabut pada 11 gelombang tahun ini menurun drastis jika dibanding periode yang sama tahun lalu. Selama Januari-November 2020 tercatat ada 478.619 peserta yang statusnya dicabut.
Baca Juga: Usai Lolos Seleksi Kartu Prakerja Gelombang 22, Simak Cara Pilih dan Beli Pelatihan
“Kami bersyukur, pada tahun ini jumlah kepesertaan penerima Kartu Prakerja yang dicabut karena tak kunjung mengikuti pelatihan pertama turun drastis, hingga 81 persen,” kata Denni dalam siaran persnya, dikutip Senin (29/11/2021).
Ia pun mengingatkan bagi para peserta Prakarya gelombang 22 yang merupakan gelombang terakhir di tahun ini. Pada peserta gelombang 22 harus membeli pelatihan maksimal tanggal 30 November 2021.
“Kami mengingatkan sobat prakerja, khususnya peserta Gelombang 22, bahwa batas pembelian pelatihan Kartu Prakerja untuk menghabiskan saldo pelatihan ada pada 30 November 2021 dan batas penyelesaian pelatihan pertama Kartu Prakerja pada 4 Desember 2021,” tutur Denni.
Denni mengungkapkan, insentif uang pada program Kartu Prakerja baru diberikan setelah peserta mengambil pelatihan. Sehingga sangat disayangkan jika peserta yang sudah diterima, tidak mengambil pelatihan dan tidak mendapat insentif uang.
Baca Juga: Ini Perbandingan Harga Daging Ayam, Telur, dan Minyak Goreng di Jakarta dan Nasional
Menurutnya, Kartu Prakerj berbeda dengan program pemerintah lain di masa pandemi, termasuk pada bantuan-bantuan sosial lainnya. Selain 100 persen digital, program yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan angkatan kerja Indonesia ini punya karakteristik khusus yakni sifatnya "cash plus".
“Beda dengan program perlindungan sosial yang lain, Program Kartu Prakerja ini memberi cash plus, di mana insentif uang diperoleh setelah pelatihan. Jadi ada aspek pengembangan human capital-nya,” ucap Denni.
Ada banyak sekali pelatihan yang bisa dipilih oleh peserta. Yaitu sebanyak 571 pelatihan yang disediakan oleh 181 lembaga pelatihan yang memenuhi syarat melalui 7 platform digital.
Dari 22 gelombang pendaftaran yang dibuka sejak 11 April 2020, telah ditetapkan sebanyak 11,4 juta orang penerima Kartu Prakerja dari 34 provinsi dan 514 kabupaten/kota se-Indonesia.
Sumber :
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.