JAKARTA, KOMPAS.TV- Ada cerita menarik dari pengalaman pekerja yang mencairkan Bantuan Subsidi Upah (BSU) sebesar Rp1 juta. Mereka berasal dari 1 perusahaan, mencairkan subsidi upah di bank yang sama, namun mendapat pelayanan yang berbeda.
Adalah Dwi, seorang karyawan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang media di kawasan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Lantaran tidak ada info sama sekali dari perusahaannya terkait BSU, ia pun berinisiatif mengecek namanya ke laman Kementerian Ketenagakerjaan dan BPJS Ketenagakerjaan.
"Ternyata nama saya masuk sebagai sebagai penerima BSU. Terus saya cari tahu lagi. Ternyata karena kantor gajinya (rekening payroll) pakai bank swasta, nanti akan dibikinin rekening kolektif," kata Dwi kepada Kompas TV, Selasa (11/10/2021).
BSU atau BLT gaji tahap 4 dan tahap 5 memang khusus disalurkan lewat bank BUMN atau himpunan bank negara (Himbara). Yaitu terdiri dari Bank Mandiri, BTN, BNI, dan BRI. Dari hasil penelusurannya di mesin pencari, Dwi mengetahui jika perusahannya terdaftar di BRI.
Akhirnya, ia datang ke kantor cabang BRI terdekat sambil membawa fotokopi KTP, fotokopi NPWP, fotokopi kartu BPJS Ketenagakerjaan, serta meterai 10.000.
Baca Juga: Cerita Pekerja Cairkan BLT Gaji Pakai Rekening Kolektif, Ngantri Bareng Ratusan Pekerja Lainnya
"Sampai di sana kita dibikinin rekening dulu sama customer service, trus setelah itu ke teller buat ambil uangnya," ujar Dwi.
"Dapet buku tabungan aja," tambahnya saat ditanya apakah ia mendapat kartu ATM.
Merasa senang karena dapat uang Rp1 juta, ia pun segera mengabarkan rekan-rekannya lewat grup Whatsapp. Beberapa rekannya pun mencoba mencairkan BLT gaji seperti yang dilakukan Dwi. Ada yang sukses, ada juga yang tidak bisa.
Dua teman Dwi mencairkan di Bank BRI cabang Tangerang Selatan dan Depok. Namun petugas customer service di kedua kantor bank tersebut kebingungan karena mereka belum punya rekening BRI.
"Waktu saya bilang rekeningnya harusnya dibikinin sama pihak bank, petugasnya malah bingung," ucap Faqih kepada Kompas TV. Faqih, adalah teman Dwi yang berusaha mencairkan BLT gaji di BRI cabang Depok.
Baca Juga: Kronologi Uang Nasabah Bank Mandiri Kudus Rp5,95 M Hilang, Hingga Kasusnya di Persidangan
Lain lagi dengan teman Dwi yang lain, yang bernama Oktavian. Dia mencairkan BSU di BRI Cidodol, Kebayoran Lama. Uang Rp1 juta yang seharusnya utuh menjadi miliknya, malah dipotong Rp100.000 oleh petugas bank.
Padahal, subsidi upah harus diterima penuh dan tidak boleh ada potongan sama sekali.
"Buat BRI Life, wajib katanya. Saya bingung awalnya, sempat pulang ke rumah. Terus temen bilang harusnya enggak ada potongan, saya balik lagi ke bank dan minta uangnya. CS nya sampai minta maaf berkali-kali," tutur Oktavian.
Menanggapi hal itu, Corporate Secretary Aestika Oryza Gunarto menyatakan BRI telah secara aktif mensosialisasikan kepada seluruh unit kerjanya. Baik itu Kantor Wilayah, Kantor Cabang, hingga Kantor Cabang Pembantu dan BRI Unit terkait prosedur pencairan BSU.
"Secara berkala BRI juga melakukan evaluasi atas proses pencairan BSU di kantor cabang hingga BRI Unit untuk memastikan kelancaran pencairan BSU di seluruh Indonesia," kata Aestika dalam keterangan tertulisnya kepada Kompas TV, dikutip Senin (11/10/2021).
Baca Juga: Saat Sri Mulyani Datang ke Kantor Taipan Media Michael Bloomberg, Mau Ngapain Ya?
Menurutnya, wewenang untuk menentukan bank penyalur ada di Kemnaker. Sehingga BRI tidak bisa memilih-milih perusahaan.
Hingga saat ini, BSU yang sudah disalurkan BRI ke rekening kolektif maupun rekening pribadi sebanyak 409.000 penerima untuk tahap 4 dan 485.000 penerima untuk tahap 5.
"Sebagai gambaran umum, untuk penyaluran tahun ini dibagi menjadi 2 jenis. Yakni pertama apabila pembayaran gaji pekerja di perusahaan tersebut telah di BRI, maka dana BSU langsung ditransfer ke rekening eksisting BRI," kata Aestika.
"Kedua, jika pembayaran gaji pekerjanya bukan di bank Himbara, maka akan dibukakan rekening secara kolektif di kantor pusat oleh bank yang ditunjuk oleh Kemnaker, sehingga tidak seluruh penyaluran BSU dilakukan oleh BRI," ucapnya.
Baca Juga: Ini Cara Aktifkan Opsi Pembayaran GoPay di Tokopedia
Khusus untuk yang kedua, dibutuhkan verifikasi data KTP dan kartu BPJS TK untuk meyakini bahwa penerima adalah benar-benar orang yang dimaksud.
Oleh karena sebelumnya mereka bukan nasabah BRI, maka perlu melakukan KYC (Know Your Customer) untuk memastikan calon penerima memang yang dituju.
Apabila terdapat perbedaan data KTP dengan data yang dikirim oleh Kemenaker kepada BRI, maka sesuai perjanjian kerjasama, BRI tidak dapat melakukan aktivasi rekening.
"Data awal adalah murni dari data yang ditetapkan oleh Kemnaker berdasarkan data BPJS TK," ujarnya.
Sumber :
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.