Menurutnya, perusahaan belum berhasil jika perusahaan lain yang melakukan bisnis serupa mendapat nilai lebih tinggi.
"Jadi istilahnya kita dapat nilai 70 belum tentu lulus dan hebat dalam belajar, kalau di saat yang sama pesaing kita dapat nilainya 100 atau 120 malah. Karena dia mampu melakukan sesuatu yang di atas rata-rata orang. Berarti kita kalah," beber Ahok.
Ciri kedua sebuah perusahaan yang sulit diubah, lanjut Ahok, yaitu perusahaan dengan birokrasi berbelit-belit.
Bahkan, Ahok mengakui pernah mengalami sendiri. Rumitnya birokrasi ini beberapa kali ditemuinya, baik di perusahaan maupun ketika menjabat sebagai gubernur.
Baca Juga: 5 Peristiwa Penting pada 29 Juni: Lahirnya Ahok hingga Deklarasi ISIS
Ia mencontohkan saat masih menjadi Gubernur DKI Jakarta beberapa waktu lalu.
Ahok mengaku sempat memotong 4.000 dari 11.000 struktur. Kemudian 7.000 struktur lainnya dia lantik ulang di Monumen Nasional.
Cara tersebut, kata Ahok, dibawa Presiden Joko Widodo sampai ke istana dengan memangkas jabatan eselon III dan IV sebagai bentuk penyederhanaan struktur.
"Kalau Anda di perusahaan atau di manapun, pemegang saham manapun dia ingin Anda bersih, kompeten, mampu melayani, ini sudah pasti. Jadi anda harus berani melakukan terobosan. Harus jadi orang kreatif. Kreatif bukan berarti mencurangi aturan," tandas Ahok.
Baca Juga: Ahok Sebut Pertamina Cabut Fasilitas Kartu Kredit Komisaris dan Direksi
Sumber : Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.