Kompas TV bisnis ekonomi dan bisnis

Bukalapak Melantai di Bursa Efek Indonesia

Kompas.tv - 12 Juli 2021, 07:53 WIB
bukalapak-melantai-di-bursa-efek-indonesia
Aplikasi Bukalapak (Sumber: Dok. Cermati.com)
Penulis : Fransisca Natalia | Editor : Iman Firdaus

JAKARTA, KOMPAS.TV – PT. Bukalapak.com akan menjadi perusahaan e-dagang (e-commerce) unicorn pertma yang listing di Bursa Efek Indonesia.

Pada Jumat (9/7/2021) lalu, ia mengumumkan rencana untuk melakukan penawaran umum saham perdana atau IPO pada 6 Agustus 2021.

“Kami berkomitmen mendukung pertumbuhan dan membina UMKM di Indonesia dengan menambah permodalan lewat pasar modal,” ujar Chief Executive Officer Bukalapak Rachmat Kaimuddin pada acara Paparan Publik Penawaran Saham Perdana PT Bukalapak.com, Jumat.

Bukalapak berencana melepas 25.765.504.851 lembar saham atau setara dengan 25 persen kepemilikan saham. Dengan penawaran umum saham berkisar antara Rp 750 dan Rp 850 per saham, nilai penawaran umum saham perdana sebanyak-banyaknya akan mencapai Rp 21,9 triliun.

Direktur PT Buana Capital Sekuritas Ratna Karim menjelaskan, Bukalapak memberikan mandat kepada PT Mandiri Sekuritas dan PT Buana Capital Sekuritas untuk menjadi penjamin pelaksana emisi efek. Sementara PT UBS Sekuritas Indonesia dan PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia menjadi penjamin emisi efek.

”Ini adalah perusahaan unicorn pertama Indonesia yang melantai di bursa,” ujar Ratna.

Baca Juga: Bertemu Kanselir Jerman, Jokowi Pamer Indonesia punya 1 Decacorn dan 5 Unicorn

Unicorn meripakan sebutan bagi perusahaan yang valuasinya mencapai lebih dari 1 miliar dollar AS. Selain Bukalapak, sejumlah perusahaan rintisan teknologi di Indonesia tercatat sebagai unicorn, yakni Tokopedia, Gojek, dan Traveloka.

Mengutip prospektus singkat Bukalapak, saat ini saham perusahaan dimiliki oleh 55 pihak. Diketahui, pemegang saham terbesar adalah PT Kreatif Media Karya dengan 31,9 persen, lalu API (Hong Kong) Investment Limited dengan 17,4 persen, dan Archipelago Investment Pte Ltd dengan 12,6 persen. Selebihnya saham dimiliki oleh perseorangan.

Bukalapak akan melakukan penawaran awal (book building) pada periode 9-19 Juli 2021. Perusahaan diharapkan mendapatkan izin efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 26 Juli 2021. Bukalapak akan menggunakan kode saham BUKA dan ditargetkan mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia pada 6 Agustus 2021.

Lebih lanjut, Ratna menjelaskan, berdasarkan informasi dari Bukalapak, dana yang diperoleh dari pasar modal akan digunakan untuk menambah modal kerja perusahaan induk dan anak-anak usahanya.

Sebanyak 66 persen dana akan digunakan untuk modal kerja. Sisanya akan dialokasikan ke anak-anak usaha, seperti PT Buka Mitra Indonesia, PT Buka Usaha Indonesia, dan PT Buka Investasi Bersama.

Fokus UMKM

Terkait hal itu, Rachmat menerangkan, pengembangan dana dari pasar modal itu akan digunakan salah satunya untuk membina mitra usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), baik yang daring maupun luring. Saat ini, ada 13,5 juta mitra binaan Bukalapak, terdiri dari 6,5 juta UMKM daring dan 7 juta UMKM luring.

Menurutnya, pembinaan itu untuk menjembatani UMKM luring yang hendak migrasi ke UMKM daring. Dengan masuk ekosistem daring, UMKM bisa memasarkan produknya lebih luas secara digital.

Selain itu, mereka juga bisa mendapatkan pemasukan lain, seperti melalui penjualan pulsa, membayar tagihan listrik, telepon, dan pajak.

”Bisnis Bukalapak itu bergantung pada kesuksesan UMKM binaan. Semakin sukses mereka, semakin besar juga Bukalapak,” ujar Rachmat.

Pada 2020, pendapatan Bukalapak Rp 1,35 triliun atau meningkat 25,53 persen dari 2019 yang mencapai Rp 1,07 triliun. Pendapatan pada 2019 itu tumbuh tiga kali lipat lebih dari tahun 2018 yang mencapai Rp 292 miliar.

Baca Juga: Aturan COD Tokopedia hingga Bukalapak: Pembeli Wajib Bayar ke Kurir Sebelum Buka Paket

 




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x