JAKARTA, KOMPAS.TV - PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk. atau GIAA tengah ramai diperbincangkan setelah menawarkan program pensiun dini kepada karyawannya.
Kesulitan keuangan dihadapi maskapai ini semenjak pandemi Covid-19 yang menyebabkan turunnya jumlah penumpang dan operasional pesawat.
Tidak hanya itu, utang perseroan pun menumpuk hingga angka Rp 70 triliun dan diperkirakan terus bertambah Rp 1 triliun tiap bulannya.
Melalui keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), pihak manajemen GIAA menjelaskan sejumlah strategi yang dilakukan perusahaan dalam menghadapi kondisi keuangan saat ini.
Pihak manajemen mengatakan bahwa pihak perusahaan terus melakukan optimalisasi pengelolaan sejumlah lini bisnis potensial untuk mendukung peningkatan pendapatan usaha.
"Saat ini GIAA tengah memaksimalkan kerja sama dengan mitra usaha guna mendorong peningkatan pendapatan," tulis manajemen GIAA, dikutip Senin (31/5/2021).
Baca Juga: Dorongan Kemnaker kepada Garuda Indonesia dan Sriwijaya Air untuk Cegah PHK
GIAA juga meluncurkan program promosional berupa Garuda Eco Lite, Garuda Online Travel Fair, dan Thank God Its Friday serta berbagai program promosional lainnya.
Selanjutnya, perusahaan juga membuka penerbangan langsung khusus kargo guna mendukung daya siang komoditas ekspor nasional dan pengembangan UMKM.
Lalu, juga melalui pengoperasian pesawat Passenger Freighter, optimalisasi layanan charter kargo, dan pengembangan layanan pengiriman barang “Kirim Aja” berbasis aplikasi digital.
"Sejalan dengan optimalisasi bisnis Cargo, Perseroan berencana untuk memperbesar porsi pendapatan usaha dari lini bisnis Cargo hingga 40% dari sebelumnya 10 hingga 15%," lanjut keterangan dari manajemen.
Dari sisi biaya, GIAA juga tengah dan terus melakukan upaya renegosiasi dengan lessor, dan menjalankan langkah strategis berupa restrukturisasi kewajiban usaha serta berbagai inisiatif strategis lainnya.
Baca Juga: Rekaman Diskusi Internal Terkait Pensiun Dini Tersebar, Garuda Indonesia Beri Penjelasan
Program pensiun dini juga dilakukan sebagai salah satu upaya penyelarasan supply and demand yang ditawarkan kepada karyawan secara sukarela.
"Disamping itu Perseroan terus melakukan komunikasi intensif dengan stakeholder terkait guna memastikan upaya percepatan pemulihan kinerja Perseroan berjalan maksimal," tulis pihak manajemen.
Selain itu, BEI juga meminta keterangan dari pihak manajemen terkait penyelesaian kondisi pailit.
Terkait kondisi ini, pihak GIAA mengatakan telah dan terus melakukan upaya-upaya dalam rangka memastikan risiko solvabilitas dapat dimitigasi dengan sebaik-baiknya
Sejumlah upaya yang dilakukan yakni; negosiasi dengan lessor pesawat, melakukan restrukturisasi utang usaha, termasuk terhadap BUMN serta mitra usaha lainnya, negosiasi langkah restrukturisasi pinjaman perbankan dan lembaga keuangan lainnya.
"Adapun seluruh upaya yang dilakukan oleh perseroan pada prinsipnya dilakukan dengan tetap mempertimbangkan kondisi kinerja dan likuiditas perseroan yang terdampak signifikan imbas situasi pandemi Covid-19," jelas manajemen GIAA.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.