JAKARTA, KOMPAS.TV- Neraca perdagangan Indonesia pada bulan April 2021, kembali mencatatkan surplus. Yaitu sebesar 2,19 miliar dollar AS. Surplus terjadi karena nilai ekspor mencapai 18,48 miliar dollar AS, sedangkan nilai impor lebih kecil dibandingkan ekspor, yakni 16,29 miliar dollar AS.
Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan, kinerja ekspor ditopang oleh minyak dan gas (migas) mencapai 960 juta dollar AS atau naik 5,34 persen pada Maret 2021. Sementara ekspor nonmigas sebesar 17,52 miliar dollar AS atau naik 0,44 persen.
Total ekspor nonmigas mencapai 94,83 persen dari total ekspor Indonesia pada April 2021.
"Mulai dari ekspor industri pengolahan naik 0,56 persen secara bulanan menjadi 14,92 miliar dollar AS dan secara tahunan naik 52,65 persen," kata Suhariyanto dalam konferensi pers virtual, Kamis (20 Mei 2021).
Baca Juga: Tarif Bea Masuk Tinggi, Ekspor Perikanan ke Uni Eropa Stagnan
Kemudian industri pertambangan dan lainnya meningkat 2,33 persen secara bulanan menjadi 2,27 miliar dollar AS dan naik 47,02 persen secara tahunan.
Sementara, industri pertanian turun 14,55 persen secara bulanan menjadi 34 juta dollar AS, namun naik 18,98 persen secara tahunan.
Berdasarkan kode HS, peningkatan ekspor secara bulanan terjadi di komoditas besi dan baja, logam mulia, perhiasan atau permata, bijih, terak, dan abu logam, timah dan barang daripadanya, serta mesin dan perlengkapan elektrik.
Sedangkan penurunan ekspor terjadi di komoditas mesin dan peralatan mekanis, bahan bakar mineral, pakaian dan aksesorisnya, serta lemak dan minyak hewan/nabati.
Baca Juga: Sidang Kasus Izin Ekspor Benur, Istri Edhy Prabowo Akui Terima Uang Satu Miliar Rupiah
Jika dilihat berdasarkan negara tujuan ekspor, kenaikan ekspor terjadi ke China mencapai 201,2 juta dollar AS, Swiss 166,6 juta dollar AS, Korea Selatan 119,9 juta dollar AS, Taiwan 118,4 juta dollar AS, dan Malaysia 72,8 juta dollar AS.
Sedangkan penurunan nilai ekspor terjadi ke Belanda sebesar 51 juta dollar AS, Jepang 56,7 juta dollar AS, Bangladesh 62,1 juta dollar AS , Italia 68,3 juta dollar AS, dan India 123,8 juta dollar AS.
"Namun pangsa ekspor Indonesia tidak berubah, yakni terbanyak masih ke China mencapai 22,40 persen. Setelah itu ke AS sebesar 11,60 persen dan Jepang 7,55 persen, " jelas Suhariyanto.
Baca Juga: Cerita Pemilik UKM Pria Tampan Bisa Ekspor Batik ke AS dan Kanada meski Pandemi
Dari sisi impor, impor migas sebesar 2,03 miliar dollar AS atau turun 11,22 persen, dari 2,28 miliar dollar AS pada bulan sebelumnya. Sementara impor nonmigas senilai 14,26 miliar dollar AS atau turun 1,69 persen dari sebelumnya 14,51 miliar dollar AS.
Suhariyanto mencatat menurut penggunaan barang, mayoritas impor mengalami penurunan. Impor bahan baku/penolong turun 3,63 persen secara bulanan menjadi 12,47 miliar dollar AS, sedangkan secara tahunan naik 33,24 persen.
Selanjutnya, barang modal turun 9,05 persen secara bulanan menjadi 2,19 miliar dollar AS, dan secara tahunan naik 11,55 persen.
"Hanya impor barang konsumsi yang naik sebesar 12,89 persen secara bulanan menjadi 1,63 miliar dollar AS dan naik 34,11 persen secara tahunan, " tambahnya.
Baca Juga: Singgung Nasib Petani, Anggota DPR Kritik Pemerintah yang Terus Impor Bawang Putih
Berdasarkan kode HS, kenaikan impor berasal dari mesin dan perlengkapan elektrik, bijih dan buah mengandung minyak, sayuran, plastik dan barang dari plastik, serta buah-buahan.
Sementara penurunan impor berasal dari produk farmasi, berbagai produk kimia, mesin dan peralatan mekanis, ampas atau sisa industri makanan, serta kapal, perahu, dan struktur terapung.
Baca Juga: Satgas Covid-19 Minta Petugas Perketat Pengawasan Kedatangan WNA, untuk Cegah Kasus Impor Juga
Berdasarkan negara asal impor peningkatan impor terjadi dari China sebesar 597,6 juta dollar AS , AS 85,5 juta dollar AS , Hong Kong 79,3 juta dollar AS, Kazakhstan 52 juta dollar AS, dan Jerman 33,1 juta dollar AS.
Sebaliknya, penurunan impor terjadi dari negara India 81,3 juta dollar AS, Australia 101,1 juta dollar AS, Argentina 105,7 juta dollar AS, Brasil 136,2 juta dollar AS, dan Korea Selatan 357,4 juta dollar AS.
Pangsa impor Indonesia utamanya didominasi dari China 4,58 persen, Jepang 1,23 persen, dan Singapura 0,82 persen.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.