JAKARTA, KOMPAS.TV- Untuk menjamin pasokan dan harga bahan pangan selama pandemi Covid-19, pemerintah memutuskan untuk mengimpor beras hingga gula. Ditambah, sebentar lagi memasuki bulan puasa.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, pemerintah akan menerapkan 2 kebijakan untuk memenuhi kebutuhan beras dalam negeri. Yang pertama adalah mengimpor beras dalam waktu dekat.
"Salah satu yang penting adalah penyediaan beras dengan stok 1 juta -1,5 juta ton," kata Airlangga dalam Rapat Kerja Nasional Kementerian Perdagangan 2021, Kamis (04/03/202).
Baca Juga: Susi Pudjiastuti Blak-Blakan Ungkap Keanehan Perdagangan Impor Daging Sapi dan Garam
Keputusan itu diambil setelah ada program bantuan sosial beras saat penerapan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), antisipasi dampak banjir, dan pandemi covid-19.
Impor 1 juta ton beras itu terdiri dari 500.000 ton untuk Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dan 500.000 ton sesuai dengan kebutuhan Perum Bulog.
Lalu kebijakan yang kedua, adalah penyerapan gabah oleh Perum Bulog setara beras 900.000 ton. Penyerapan itu dilakukan saat panen raya pada Maret sampai dengan Mei 2021 dan 500.000 ton pada Juni sampai September 2021.
Baca Juga: Ekonom: Ajakan Benci Produk Asing Bisa Picu Aksi Retaliasi
Di acara yang sama, Menteri Perdagangan M Lutfi mengatakan, beras impor itu nantinya akan digunakan sebagai iron stock.
"Iron stock itu barang yang memang ditaruh untuk Bulog sebagai cadangan, dia musti memastikan barang itu selalu ada. Jadi, tidak bisa dipengaruhi oleh panen, atau apapun karena memang dipakai sebagai iron stock," ucapnya.
Lutfi memastikan beras impor baru akan dikeluarkan jika memang diperlukan. Sehingga tidak mengganggu pasokan produksi petani dalam negeri.
Impor Daging dan Gula
Untuk mencukupi kebutuhan saat bulan puasa dan lebaran, Pemerintah juga akan mengimpor daging dan gula.
Baca Juga: RI Akan Impor Daging Sapi 298.000 Ton di 2021
"Kemudian pengadaan daging dan penyediaan gula, baik untuk konsumsi maupun untuk industri. Di mana menghadapi lebaran ini menjadi catatan agar ketersedian dan harga betul-betul tersedia untuk masyarakat, " terang Menko Perekonomian Airlangga Hartarto.
Namun, impor daging dan gula ini bukanlah keputusan mendadak. Lantaran sudah ditetapkan saat rapat koordinasi terbatas (rakortas) pada 6 Januari 2021 lalu.
Impor daging akan dilakukan dengan 3 langkah. Yaitu impor 80.000 ton daging kerbau India dan 20.000 ton daging sapi Brasil. Lalu, penyerapan sapi siap potong di peternak. Terakhir, percepatan realisasi impor oleh pelaku usaha.
Sedangkan kebijakan penyediaan gula, dilakukan lewat impor gula untuk konsumsi dalam bentuk raw sugar dan impor kebutuhan gula kristal rafinasi (GKR) untuk industri.
Serta, lewat impor penggantian gula eks impor yang diekspor, dan impor sebesar 150.000 ton gula kristal putih (GKP) melalui penugasan BUMN untuk mengantisipasi Hari Besar Keagamaan dan Nasional (HBKN).
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.