JAKARTA, KOMPAS.TV - Di tengah ancaman pandemi Covid-19 ini banyak bisnis yang lesu dan terpuruk di Indonesia. Tapi tidak untuk bisnis ekspor sarang burung walet.
Baca Juga: Punya Nilai Ekspor Tinggi, Ini Deretan Manfaat Sarang Burung Walet. Cek Apa Saja?
Menurut Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo, di tengah wabah atau pandemi virus corona ini justru bagi Indonesia mengalami peningkatan ekspor sarang burung walet yang terbilang tinggi.
"Ini adalah anugerah dari Tuhan untuk kita, tanpa perawatan khusus walet memberikan sumbangan devisa negara dan pendapatan bagi petani," ujar Syahrul dalam keterangan tertulisnya, Minggu (17/1/2021), seperti dilansir Kompas.com
Coba kita tengok data IQFAST Badan Karantina Pertanian (Barantan), selama masa pagebluk Covid-19, jumlah ekspor sarang burung walet mencapai 1.155 ton dengan nilai Rp 28,9 triliun.
Jumlah tersebut meningkat 2,13 persen dari pencapaian di tahun 2019 yang hanya sebanyak 1.131,2 ton atau senilai Rp 28,3 triliun.
Saat ini, sarang burung walet yang diperdagangkan merupakan komoditas binaan dari Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH), Kementan untuk produktivitasnya.
Sedangkan untuk pendampingan eksportasi mulai dari harmonisasi aturan dan persyaratan teknis sanitasi negara tujuan dan bimbingan teknis sanitari dan keamanan pangan, food safety-nya dilakukan oleh Barantan.
Syahrul mengatakan, melalui Barantan, pihaknya telah melakukan pendampingan terhadap 23 eksportir sarang burung walet RI, sehingga berhasil teregistrasi oleh otoritas karantina pertanian Cina, GACC (General Administration of Customs of the People's Republic of China).
Sebab, lanjut Syahrul, sebanyak 262 ton atau 23 persen dari total ekspor SBW RI dibeli oleh Cina.
Sebagai pengekspor SBW terbesar di dunia, para pelaku usaha RI banyak menyasar pasar Cina karena harga jual yang lebih tinggi dibandingkan negara tujuan lain, yakni antara Rp 25 juta hingga Rp 40 juta per kilo.
Baca Juga: Punya Nilai Rp28,9 Triliun saat Pandemi, Ini Negara Tujuan Ekspor Sarang Burung Walet Indonesia
Namun demikian, dengan harga yang lebih tinggi itu, secara khusus Cina juga mempersyaratkan ketentuan registasi bagi tempat pemroses sarang walet di samping pemenuhan persyaratan teknis.
Kepala Barantan Ali Jamil menjelaskan, secara keseluruhan ada 23 negara tujuan ekspor lain bagi sarang burung walet RI, antara lain Australia, USA, Kanada, Hongkong, Singapore, Afrika Selatan dan lainnya.
"Setiap negara tujuan memiliki protokol ekspor masing-masing dan kami selaku otoritas karantina mengawal persyaratan teknisnya," ujar Jamil, menegaskan.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.