> >

Kronologi Tukang Pijat Mutilasi Pengusaha di Malang, Ternyata Gegara Pelet untuk Memikat Gagal

Jawa timur | 8 Januari 2024, 11:15 WIB
Garis polisi dipasang di depan pintu rumah kos di Jalan Sawojajar Gang 13A, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang, yang merupakan Tempat Kejadian Perkara (TKP) pembunuhan disertai mutilasi yang dilakukan tersangka AR. (Sumber: ANTARA/Vicki Febrianto)

MALANG, KOMPAS.TV - Polisi mengungkap kronologi pembunuhan disertai mutilasi yang dilakukan oleh pria bernama Abdul Rahman terhadap pengusaha kafe bernama Adrian Prawono Jalan Sawojajar Gang 13A, Kecamatan Kedungkandang, di Kota Malang, Jawa Timur.

Diketahui, pembunuhan yang dilakukan Abdul Rahman itu terjadi pada 15 Oktober 2024.

Namun, kasus tersebut baru terungkap tiga bulan kemudian atau pada Kamis (4/1/2023).

Wakasatreskrim Polresta Malang Kota, AKP Nur Wasis mengungkapkan, pelaku Abdul Rahman merupakan tukang pijat terapi. 

Baca Juga: Lagi, Terungkap Kasus Mutilasi di Malang: Jasad Korban Dibuang ke Sungai, Kepala hingga Kaki Ditanam

Selain itu, kata dia, pelaku Abdul Rahman ternyata juga membuka pelayanan jasa ilmu pengasihan atau lintrik alias pelet untuk memikat lawan jenis.

Sebelum terjadi pembunuhan, Wasis mengatakan, pelaku Abdul Rahman dan korban Adrian Prawono sudah saling mengenal sejak Juni 2023. Keduanya berkenalan melalui media sosial. 

Kemudian, korban yang tengah menyukai seorang menghubungi pelaku Abdul Rahman karena tertarik dengan jasa lintrik atau pelet yang ditawarkan tersangka.

"Tersangka ini diketahui membuka jasa pijat, juga menawarkan lintrik, dengan iming-iming bisa membuat orang yang disukai semakin dekat atau makin tertarik," kata Wasis pada Minggu (7/1/2024).

Setelah mendapat pelet dari tersangka Abdul Rahman, korban Adrian kemudian mempraktikannya.

Namun, korban merasa tidak mendapat hasil sesuai yang ditawarkan pelaku. 

Baca Juga: Kondisi James usai Memutilasi Made Sutarini: Terguncang hingga Sulit Tidur Dihantui Bayang Istrinya

Alih-alih orang yang disukai korban mendekat, kata Nur Wasis, justru target yang diincar korban malah makin menjauh.

"Korban kemudian mendatangi tersangka pada Minggu,15 Oktober 2023 itu. Sepertinya mau minta klarifikasi dari pelaku ini,” ujar Wasis.

Saat didatangi untuk meminta klarifikasi, malah terjadi ketidaksepahaman di antara pelaku Abdul Rahman dan korban Adrian Prawono, hingga akhirnya terjadi pembunuhan yang disertai mutilasi.

"Tetapi, justru yang terjadi adanya ketidaksepahaman di antara keduanya, kemudian terjadi pembunuhan terhadap korban," tuturnya.

Lebih lanjut, polisi masih terus memeriksa dan melakukan pendalaman terhadap perkara yang ada secara bertahap.

Baca Juga: Pengorbanan Sutarini Ingin Cerai dari James sejak Lama, Bertahan demi Anak Malah Berakhir Dimutilasi

"Terkait keterangan lainnya atau dugaan cekcok yang terjadi antara tersangka dan korban, masih terus kami dalami. Pemeriksaan dilakukan secara hati-hati dan bertahap," katanya.

Lebih lanjut, Wasis mengatakan, pihak keluarga korban dari Surabaya telah mendatangi Kamar Jenazah RS Saiful Anwar (RSSA) Malang.

Hal ini untuk kepentingan mencocokkan data terkait tengkorak yang dipendam tersangka benar milik bagian tubuh korban Adrian Prawono.

"Pihak dari keluarga korban datang dari Surabaya, untuk mengecek struktur gigi tengkorak tersebut, melihat ada beberapa susunan gigi yang mirip dengan milik korban," ujarnya.

"Namun, pihak keluarga masih ingin memastikan dengan melihat foto korban semasa hidup, yang terlihat giginya secara jelas.”

Baca Juga: Kisah Cinta Pasutri James dan Made Sutarini yang Berakhir Mutilasi, Awalnya Bertemu di Rumah Sakit

Penulis : Tito Dirhantoro Editor : Deni-Muliya

Sumber : Kompas.com


TERBARU