> >

Kronologi Tukang Pijat Mutilasi Pengusaha di Malang, Ternyata Gegara Pelet untuk Memikat Gagal

Jawa timur | 8 Januari 2024, 11:15 WIB
Garis polisi dipasang di depan pintu rumah kos di Jalan Sawojajar Gang 13A, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang, yang merupakan Tempat Kejadian Perkara (TKP) pembunuhan disertai mutilasi yang dilakukan tersangka AR. (Sumber: ANTARA/Vicki Febrianto)

Baca Juga: Kondisi James usai Memutilasi Made Sutarini: Terguncang hingga Sulit Tidur Dihantui Bayang Istrinya

Alih-alih orang yang disukai korban mendekat, kata Nur Wasis, justru target yang diincar korban malah makin menjauh.

"Korban kemudian mendatangi tersangka pada Minggu,15 Oktober 2023 itu. Sepertinya mau minta klarifikasi dari pelaku ini,” ujar Wasis.

Saat didatangi untuk meminta klarifikasi, malah terjadi ketidaksepahaman di antara pelaku Abdul Rahman dan korban Adrian Prawono, hingga akhirnya terjadi pembunuhan yang disertai mutilasi.

"Tetapi, justru yang terjadi adanya ketidaksepahaman di antara keduanya, kemudian terjadi pembunuhan terhadap korban," tuturnya.

Lebih lanjut, polisi masih terus memeriksa dan melakukan pendalaman terhadap perkara yang ada secara bertahap.

Baca Juga: Pengorbanan Sutarini Ingin Cerai dari James sejak Lama, Bertahan demi Anak Malah Berakhir Dimutilasi

"Terkait keterangan lainnya atau dugaan cekcok yang terjadi antara tersangka dan korban, masih terus kami dalami. Pemeriksaan dilakukan secara hati-hati dan bertahap," katanya.

Lebih lanjut, Wasis mengatakan, pihak keluarga korban dari Surabaya telah mendatangi Kamar Jenazah RS Saiful Anwar (RSSA) Malang.

Hal ini untuk kepentingan mencocokkan data terkait tengkorak yang dipendam tersangka benar milik bagian tubuh korban Adrian Prawono.

"Pihak dari keluarga korban datang dari Surabaya, untuk mengecek struktur gigi tengkorak tersebut, melihat ada beberapa susunan gigi yang mirip dengan milik korban," ujarnya.

"Namun, pihak keluarga masih ingin memastikan dengan melihat foto korban semasa hidup, yang terlihat giginya secara jelas.”

Penulis : Tito Dirhantoro Editor : Deni-Muliya

Sumber : Kompas.com


TERBARU