> >

Hepatitis Akut Sudah Masuk Indonesia, Ketahui Pencegahan dan Gejala yang Mirip Sakit Kuning

Kesehatan | 2 Mei 2022, 11:17 WIB
Ilustrasi. Tim dokter dari Pusat Kesehatan Masyarakat Tapos memeriksa kesehatan siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Depok, Jumat (9/12). (Sumber: Kompas.id/Andy Riza)

JAKARTA, KOMPAS.TV –  Tiga anak dinyatakan meninggal dunia dengan dugaan tertular penyakit hepatitis akut. Mereka sebelumnya telah dirawat di Rumah Sakit Umum Pusat Cipto Magunkusumo.

Juru bicara Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan, tiga anak dengan dugaan kasus hepatitis yang belum diketahui penyebabnya tersebut meninggal dalam kurun waktu berbeda. Sekitar rentang dua minggu terakhir hingga tanggal 31 April 2022.

Adapun, saat ini, Kementerian Kesehatan sedang menginvestigasi penyebab kejadian hepatitis akut ini melalui pemeriksaan panel virus secara lengkap.

“Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta juga sedang melakukan penyelidikan epidemiologi lebih lanjut,” kata Nadia yang juga Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, dikutip Senin (2/5/2022).

Tindakan pencegahan

Dia pun menyampaikan agar masyarakat berhati-hati dengan adanya penularan penyakit tersebut.

Tindakan pencegahan harus terus diutamakan, yakni mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, memastikan makan dalam kondisi bersih dan matang, tidak bergantian alat makan, menghindari kontak dengan orang sakit, serta selalu melaksanakan protokol kesehatan dengan baik.

Gejala hepatitis akut

Orangtua juga diharapkan waspada apabila anaknya mengalami gejala hepatitis akut. Adapun gejala yang ditemukan pada pasien dengan penyakit tersebut, antara lain, mual, muntah, diare berat, demam, kulit menjadi kekuningan (sindrom jaundice/penyakit kuning akut), kejang, dan kesadaran menurun. Adanya peningkatan enzim hati.

Selain itu, orangtua mesti segera membawa anaknya ke fasilitas pelayanan kesehatan apabila anak menunjukkan buang air kecil yang berwarna seperti cokelat tua seperti teh dan buang air besar berwarna pucat.

Sejak Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan adanya kejadian luar biasa hepatitis akut yang penyebabnya belum diketahui ini, jumlah kasus yang dilaporkan terus bertambah.

Baca Juga: Belum Jelas Penularannya, Pakar Ingatkan Waspadai Hepatitis Misterius Ini

Tercatat setidaknya 170 kasus ditemukan di 12 negara, yakni Inggris, Amerika Serikat, Israel, Denmark, Irlandia, Belanda, Spanyol, Italia, Norwegia, Perancis, Romania, dan Belgia.

Kasus penyakit ini ditemukan pada anak-anak berusia 11 bulan sampai 5 tahun pada periode Januari hingga Maret 2022 di Skotlandia Tengah. Penyebab penyakit tersebut sampai kini belum diketahui.

Pemeriksaan laboratorium yang sudah dilakukan di luar negeri menunjukkan tidak ada keterkaitan antara hepatitis akut ini dengan virus penyebab hepatitis tipe A, B, C, D, maupun E.

Sementara ini, kasus yang ditemukan terjadi pada anak usia 1 bulan sampai 16 tahun. Sebanyak 17 anak di antaranya memerlukan transplantasi hati.

Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan surat edaran terkait dengan peningkatan kewaspadaan akan penyakit tersebut  melalui Surat Edaran Nomor HK.02.02/C/2515/2022 tentang Kewaspadaan terhadap Penemuan Kasus Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya (Acute Hepatitis Of Unknown Aetiology) yang diterbitkan pada 27 April 2022.

“Kemenkes meminta dinas kesehatan provinsi dan kabupaten/kota, kantor kesehatan pelabuhan, laboratorium kesehatan masyarakat dan rumah sakit untuk memantau dan melaporkan kasus sindrom penyakit kuning akut di Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR),” kata Nadia.

Gejala dari sindrom penyakit kuning tersebut ditandai dengan kulit dan sklera (selaput putih pada bola mata bertekstur keras) yang berubah menjadi berwarna kuning dan urin berwarna gelap. Gejala ini biasanya timbul secara mendadak.

 

Penulis : Fransisca Natalia Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV


TERBARU