> >

Kasus Amaq Sinta, Kompolnas: Jangan Biarkan Masyarakat Menghadapi Kejahatan Sendiri

Peristiwa | 17 April 2022, 19:54 WIB
Korban begal yang menjadi tersangka, Murtede alias Amaq Sinta (34) warga Dusun Matek Maling, Desa Ganti, Kecamatan Praya Timur, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB). (Sumber: Tangkapan layar KOMPAS TV)

"Semuanya saya lakukan karena terpaksa, saya ditebas dua kali dulu setelah itu saya berhenti dan membela diri. Saya membawa senjata tajam karena buat jaga-jaga juga, karena di tempat kejadian setiap malam selalu ada begal," jelasnya. 

Setelah itu, keesokan harinya dia langsung diperiksa polisi dan ditetapkan sebagai tersangka.

Peristiwa ini menjadi sorotan Komisioner Kompolnas Poengky Indarti.

Menurut dia, seharusnya polisi tidak terburu-buru dalam menetapkan status tersangka dalam menyelidiki sebuah kasus.

Baca Juga: Kata Kapolri soal Kasus Korban Begal Amaq Sinta jadi Tersangka di NTB

"Sudah sejak awal saya mengatakan jangan biarkan masyarakat menghadapi kejahatan sendiri, apa yang harus dilakukan agar tidak seperti itu? Ya melakukan pencegahan yang ketat,"  jelas Poengky. 

Ia menekankan, seharusnya ketika membuat laporan polisi, dari sisi korban yang awalnya dibegal juga ditulis.

Hal ini akan menjadi pertimbangan dalam pemutusan status tersangka. 

"Hal yang terlewat adalah laporan polisinya cuma satu itu, seharusnya dibuatkan juga laporan dari sisi Pak Amaq Sinta, agar ketika di persidangan hakim akan tahu bahwa yang dilakukan Pak Amaq Sinta adalah pembelaan diri," tambahnya. 

Sementara penjelasan kuasa hukum Amaq Sinta, Ikhsan Ramdhany mengutarakan bahwa kliennya sejak awal sudah ditetapkan pada gelar perkawa awal dan ini yang disesalkan oleh pihaknya. 

"Seharusnya polisi meminta pendapat ahli dulu untuk memutuskan kasus ini agar kejadian yang sama tidak terulang," tutur Dhany.

Penulis : Kiki Luqman Editor : Fadhilah

Sumber : Kompas TV


TERBARU